KIEV, KOMPAS.com - Jumlah warga sipil yang tewas dalam invasi Rusia ke Ukraina terus meningkat setiap harinya.
Hingga hari keempat invasi atau Minggu (27/2/2022), Komisi Hak Asasi Ukraina mencatat sudah ada 210 penduduk sipil tewas, termasuk anak-anak.
Salah satunya adalah Alisa Hlans.
Bocah 7 tahun itu meninggal dunia akibat serangan yang menghantam Taman Kanak-Kanak di Kota Okhtyrka, Ukraina.
Kota Okhtyrka berjarak sekitar sejam dari perbatasan Ukraina bagian timur laut.
Dikutip dari BBC, Senin (28/2/2022), Alisa Hlans dan lima orang lainnya tewas saat Rusia melancarkan serangan pada hari kedua invasi, Jumat (25/2/2022).
Gasis itu terluka parah dan nyawanya tak tertolong saat dirawat di rumah sakit pada Sabtu (26/2/2022).
Jaksa Agung Ukraina, Irina Venediktova, mengatakan Alisa mengembuskan napas terakhir saat para dokter sedang berjuang menyelamatkan nyawanya.
Para dokter saat itu tengah berjuang untuk menyelamatkan nyawa anak lain yang juga terluka.
Alisa padahal tiga bulan lagi bakal berulang tahun yang kedelapan.
Irina kemudian mengunggah pesan di media sosial dengan tulisan, “Kami perlu damai!".
Bukan hanya Alisa
Selain Alisa, seorang anak perempuan lain tewas ketika Rusia melancarkan serangan ke Ukraina.
Gadis malang itu bernama Polina. Hidupnya berakhir saat menginjak tahun terakhir sekolah dasar di Kiev.
Menurut aparat di Kota Kiev, Polina dan orang tuanya ditembak mati oleh kelompok sabotase (penyamar) Rusia di jalanan bagian barat laut kota.
Kakak dan adik Polina sempat dilarikan ke rumah sakit.
Kakak perempuanya dalam perawatan perawatan intensif, sedangkan saudara laki-lakinya dibawa ke rumah sakit anak yang berbeda.
Mayoritas warga sipil yang tewas belum teridentifikasi. Tapi, kisah mereka sungguh sama-sama menyedihkan.
Seorang anak laki-laki juga ditemukan tewas ketika sebuah gedung apartemen di bagian timur laut Ukraina dihantam artileri pada hari kedua invasi Rusia.
Ledakan itu memicu kebakaran di beberapa apartemen lainnya di Chuhuiv, dekat Kota Kharkiv.
Kisah lainnya, lima orang dari satu keluarga tewas di bagian selatan Ukraina pada hari pertama invasi.
Saat itu pasukan Rusia bergerak ke Kota Kherson dari Crimea yang direbut dari Ukraina delapan tahun lalu.
Rincian mengenai serangan itu pertama kali diungkap Kepala Polisi Lalu Lintas Ukraina, Yevhen Zhukov, yang mengatakan itu melibatkan keluarga seorang rekan polisi.
Keadaanya tidak jelas, tapi keluarga tersebut dilaporkan tengah berupaya kabur dari serangan Rusia dengan menggunakan dua mobil ketika mereka diserang di dekat Kota Nova Kakhovka di pinggiran Kherson.
Kedua bocah itu adalah Sofia yang berusia 6 tahun dan adiknya, Ivan, yang baru berusia beberapa pekan.
Komunitas Yahudi
Lebih dari 450 km (280) dari lokasi itu, dua desa di Ukraina tenggara yang berada tak jauh dari perbatasan Rusia mengalami tragedi ganda.
Pemerintah Yunani mengatakan komunitas tersebut terdiri dari sekitar 150.000 orang.
Saat Rusia melancarkan serangan udara, dua desa tersebut dihantam.
Satu desa bernama Sartana di pinggiran Mariupol dan satu desa lainnya bernama Buhas yang terletak sejauh 65 km di utara.
Akibat gempuran itu, sebanyak 10 warga sipil keturunan Yunani tewas.
Pada Sabtu (26/2/2/2022), Perdana Menteri (PM) Yunani, Kyriakos Mitsotakis, mengungkapkan kesedihan dan amarahnya bahwa 10 warga sipil Yunani telah terbunuh oleh serangan udara Rusia di dekat kota pelabuhan Mariupol.
Ada kemarahan di Yunani atas hilangnya nyawa warga sipil dan Menteri Luar Negeri Yunani kemudian memprotes serangan itu kepada duta besar Rusia.
Kedutaan Rusia di Athena menyalahkan pasukan Ukraina atas kejadian itu.
Dia mengeklaim operasi khusus militer Rusia hanya menyasar unit dan infrastruktur militer Ukraina.
https://www.kompas.com/global/read/2022/02/28/153000670/ketika-anak-anak-yang-harus-jadi-korban-perang-rusia-ukraina-