Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

30 Orang Lebih Dibunuh dan Dibakar di Myanmar, AS Serukan Embargo Senjata

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – AS kembali menyerukan embargo senjata terhadap junta militer Myanmar setelah lebih dari 30 orang dibantai dan dibakar pada malam Natal.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Selasa (28/12/2021) mengatakan, pembunuhan terhadap warga sipil tak berdosa tidak dapat diterima.

“Dan kekejaman militer yang meluas terhadap rakyat Burma menggarisbawahi urgensi meminta pertanggungjawaban mereka,” kata Blinken menggunakan nama lama Myanmar.

Dia juga meminta masyarakat internasional untuk berbuat lebih banyak meminta pertanggungjawaban junta militer untuk mencegah terulangnya kembali kekecakam di sana.

“Termasuk dengan mengakhiri penjualan senjata dan dual-use teknologi kepada militer,” imbuh Blinken sebagaimana dilansir AFP.

Sebelumnya, milisi anti-junta militer mengaku menemukan lebih dari 30 jenazah yang hangus terbakar. Di antara jenazah itu ada perempuan dan anak-anak.

Jenazah-jenazah itu ditemukan beserta mobil dan beberapa truk yang terbakar di Negara Bagian Kayah, di mana pemberontak pro-demokrasi memerangi militer.

Save the Children pada Selasa mengonfirmasi kematian dua pekerjanya yang terperangkap dalam tragedi tersebut.

Sejak militer melakukan kudeta dan menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi pada 1 Februari, Myanmar berada dalam kekacauan.

Menurut kelompok pemantau lokal, lebih dari 1.300 orang tewas di tangan pasukan junta militer sejak kudeta.

AS dan sejumlah negara Barat telah menjatuhkan serangkaian sanksi pada para pemimpin junta militer sejak kudeta.

Pada Juni, Majelis Umum PBB sepakat untuk mencegah pengiriman senjata ke Myanmar.

Namun, tindakan tersebut dianggap hanya simbolis karena tidak diambil oleh Dewan Keamanan PBB yang memiliki posisi kuat.

China dan Rusia, yang memegang hak veto di Dewan Keamanan PBB, serta India adalah pemasok senjata utama ke Myanmar.

https://www.kompas.com/global/read/2021/12/29/060100770/30-orang-lebih-dibunuh-dan-dibakar-di-myanmar-as-serukan-embargo-senjata

Terkini Lainnya

China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke