Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kudeta Militer Sudan Berlanjut Protes, 1.300 WNI Akan Dievakuasi Jika Kondisi Memburuk

KHARTOUM, KOMPAS.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Khartoum tengah menyiapkan cadangan logistik bagi sekitar 1.300 WNI di tengah gejolak krisis di Sudan, sejak kudeta militer awal pekan ini.

Selain itu, KBRI menyiapkan kemungkinan evakuasi apabila keadaan memburuk di negara Afrika tersebut.

Pemimpin militer Sudan, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, mengatakan pihaknya melancarkan kudeta Senin lalu untuk mencegah perang saudara.

Semua penerbangan dari dan ke Sudan dibekukan hingga Sabtu (23/10/2021).

Aksi protes menentang kudeta itu terus berlanjut di Ibu Kota Khartoum. Sejumlah jalan, jembatan, dan toko-toko ditutup.

Setidaknya sepuluh orang dilaporkan tewas dalam sejumlah kerusuhan.

Bagaimana dengan WNI di Sudan?

Derry Iskandar, Kuasa Usaha Ad Interim dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Khartoum, mengungkapkan jaringan komunikasi terganggu.

Dia menambahkan pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah untuk membantu warga Indonesia di Sudan seandainya situasi memburuk.

"Agar para WNI tetap di rumah, selalu waspada, dan terus menjalin komunikasi dengan KBRI Khartoum," ujarnya kepada BBC News Indonesia, Selasa malam (26/10/2021).

Derry mengungkapkan saat ini terdapat 1.386 WNI di Sudan, mayoritas berada di Ibu Kota Khartoum dan negara bagian al-Gezira.

KBRI Khartoum saat ini sedang menyiapkan cadangan logistik dan bahan pokok untuk WNI di Sudan, dalam mengantisipasi kelangkaan bahan-bahan pokok di negara itu.

Selain itu, rencana evakuasi juga dipersiapkan bila situasi memburuk di Sudan.

"Saat ini KBRI Khartoum sedang melakukan assessment dan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta terhadap kemungkinan-kemungkinan evakuasi apabila keadaan semakin buruk," ujar Derry.

PM Sudan sudah dibebaskan

Sementara itu, Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok yang sempat ditahan di rumah pemimpin kudeta "demi menjamin keselamatannya", dilaporkan telah kembali ke rumah.

Dalam jumpa pers Selasa (26/10/2021) Jenderal Burhan mengungkap alasan militer mengambil alih kekuasaan Senin lalu.

"Bahaya yang kita saksikan pekan lalu bisa membawa negeri ini dilanda perang saudara," katanya.

"Perdana menteri saat itu berada di rumahnya namun kami khawatir dia akan disakiti," lanjut Burhan.

"Saya berada bersamanya kemarin malam...dan dia menjalani hidupnya... dia akan kembali ke rumahnya saat krisis usai dan semua ancaman hilang."

Jenderal Burhan selanjutnya menyatakan dia telah membubarkan pemerintahan sipil, menangkap para pemimpin politik dan menyerukan keadaan darurat. Sebab. Kata dia kelompok-kelompok politik telah menghasut warga sipil melawan pasukan keamanan.

Wartawan BBC Mohamed Osman di Khartoum mengatakan fakta bahwa Jenderal Burhan telah menyiapkan daftar para menteri, serta berjanji mengumumkan pengangkatan hakim tinggi dalam waktu dua hari, menunjukkan sudah ada perencanaan yang luas sebelum kudeta.

Kecaman internasional

Aksi militer itu menimbulkan kecaman internasional. AS, Inggris, Uni Eropa, dan Uni Afrika, yang dianggotai Sudan, menuntut pembebasan segera atas semua pemimpin politik, termasuk para anggota kabinet PM Hamdok.

Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan Sudan termasuk 'epidemi kudeta' yang berdampak pada Afrika dan Asia. Dia mendesak 'negara-negara besar" untuk kompak mengeluarkan sikap melalui Dewan Keamanan PBB.

Sementara itu Amerika Serikat (AS) menangguhkan bantuan 700 juta dollar AS ke Sudan dan Uni Eropa juga mengancam hal yang sama. Mereka menuntut dipulihkannya lagi pemerintahan sipil tanpa syarat di Sudan.

Sejak Senin (25/10/2021), para tentara dikabarkan melakukan operasi dari rumah ke rumah di Khartoum untuk menangkap para pemimpin aksi demo.

Koresponden  mengungkapkan bahwa ribuan orang turun ke jalan untuk memprotes kudeta, kebanyakan di lingkungan permukiman dekat pusat kota.

Para pegawai bank sentral dikabarkan melakukan aksi mogok kerja. Para dokter pun dilaporkan menolak melanjutkan kerja di rumah sakit milik militer, kecuali untuk keperluan darurat.

Para pemimpin sipil dan militer tidak memiliki hubungan harmonis sejak pemimpin yang lama berkuasa, Omar al-Bashir, digulingkan pada 2019.

Muncul kesepakatan pembagian kekuasaan antara pemimpin sipil dan militer untuk membawa Sudan kepada demokrasi. Namun kemudian muncul beberapa kali upaya kudeta, sebelumnya terjadi pada bulan lalu.

Jenderal Burhan, yang memimpin dewan pembagian kekuasaan, mengatakan Sudan berkomitmen pada transisi menuju pemerintahan sipil dan pemilu yang sudah direncanakan digelar Juli 2023.

https://www.kompas.com/global/read/2021/10/27/223707270/kudeta-militer-sudan-berlanjut-protes-1300-wni-akan-dievakuasi-jika

Terkini Lainnya

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 FaseĀ 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 FaseĀ 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke