Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Eksekusi Mati Benito Mussolini, Akhir Tragis Seorang Fasis

KOMPAS.com - Italia di era fasisme erat hubungannya dengan nama Benito Mussolini.

Dialah tokoh yang juga mewarnai Perang Dunia II, sebagai pemimpin Italia yang dijuluki "Il Duce".

Sejak 1922, Mussoloni menjadi pemimpin Italia dan mengukuhkan dirinya menjadi diktator pada 1925.

Seperti sempat diulas Kompas.com, Mussolini
adalah sosok yang membawa Italia ke kancah Perang Dunia II, dengan Adolf Hitler dari Jerman.

Tapi, setelah lewat era fasisme, Mussolini mengalami kejatuhan tragis.

28 April 1945, Mussolini dan kekasihnya, Clara Petacci dieksekusi kelompok parisan Italia.

Sebelumnya mereka ditangkap saat berusaha kabur melintasi perbatasan Italia dan Swiss.

Sejak pertengahan April 1945, Mussolini memang memindahkan pemerintahannya ke kota Milan.

Akhir bulan April, pusat komando partisan Italia CLNAI memproklamirkan perlawanan besar di Milan, berbarengan dengan mundurnya pasukan Jerman.

Melihat kondisi yang sudah tak bisa dipertahankan lagi, pada 25 April 1945, Mussolini meninggalkan Milan dan berusaha melintasi perbatasan menuju ke Swiss.

Di hari yang sama dengan kaburnya Mussolini, CNLAI mendeklarasikan bahwa semua anggota pemerintahan fasis terbukti bersalah mengkhianati negara dan membawa Italia ke dalam kehancuran.

CNLAI pun menjatuhkan hukuman mati kepada setiap anggota pemerntahan fasis pimpinan Mussolini.

Pada 27 April 1945, Mussolini dan kekasihnya, Claretta Petacci bersama dengan beberapa petinggi fasis bergabung bersama konvoi pasukan Jerman di dekat desa Dongo, di tepian Danau Como.

Tiba-tiba, sekelompok partisan komunis lokal pimpinan Pier Luigi Bellini delle Stelle dan Urbano Lazzaro menyerang konvoi tersebut dan memaksa rombongan itu berhenti untuk bertahan.

Para anggota partisan kemudian melihat sosok pimpinan fasis Italia dalam konvoi itu, tetapi mereka belum mengetahui keberadaan Mussolini.

Mereka kemudian memaksa pasukan Jerman menyerahkan semua pimpinan fasis Jerman dan sebagai imbalan, pasukan Jerman diizinkan melanjutkan perjalanan.

Saat itulah, pasukan partisan menemukan Mussolini menyamar dengan menggunakan seragam pasukan Jerman di dalam salah satu kendaraan.

Pasukan partisan kemudian menangkap Mussolini dan membawanya ke Dongo. Di sana dia menghabiskan malam di sebuah barak tentara setempat.

Pasukan partisan menemukan 50 petinggi fasis dan keluarga mereka dalam rombongan pasukan Jerman itu.

Sebanyak 16 petinggi fasis dieksekusi keesokan harinya, dan 10 lainnya dieksekusi dalam dua malam berikutnya.

Di kawasan sekitar kota Dongo pertempuran masih terus terjadi. Khawatir Mussolini akan dibebaskan pendukung fasis, partisan memindahkan mereka di tengah malam ke dekat sebuah peternakan milik keluarga De Maria.

Pasukan partisan yakin tempat itu akan menjadi lokasi aman untuk menahan Mussolini dan Petacci sepanjang malam itu.

Terkait keputusan mengeksekusi Mussolini, terdapat beberapa versi berbeda.

Palmiro Toglianto, sekretaris jenderal Partai Komunis Italia, mengklaim dia yang memerintahkan eksekusi beberapa hari sebelum Mussolini tertangkap.

Toglianto juga mengklaim dia memberi perintah eksekusi dalam kapasitasnya sebagai wakil perdana menteri pemerintahan Roma dan sebagai pemimpin Partai Komunis.

Namun, PM Ivanoe Bonomi membantah pemerintah memberikan perintah atau menyetujui eksekusi Mussolini.

Sementara, seorang anggota senior Partai Komnunis di Milan, Luigi Longo perintah eksekusi datang dari komando tertinggi partisan sebagai aplikasi keputusan CLNAI.

Sedangkan menurut Leo Valiani, perwakilan Partai Aksi di tubuh CLNAI, keputusan eksekusi diambil pada 27 April malam atas nama CLNAI.

Cerita berlanjut. Pada pagi hari 28 April 1945, seorang anggota partisan Walter Audisio datang dari Milan untuk "menjemput" Mussolini di Dongo.

Sesuai perintah, Audisio akan bertemu dengan pemimpin partisan setempat Bellini delle Stelle untuk mengambil Mussolini.

Siang harinya, Audisio alias Kolonel Valerio bersama beberapa anggota partisan bergerak menuju ke peternakan De Maria untuk menjemput Mussolini dan Petacci.

Setelah menjemput keduanya, mereka bergerak menuju ke desa Giulino de Mezzegra. Mobil mereka kemudian berhenti di pintu masuk Villa Belmonte di sebuah jalan sempit bernama Via XXIV Maggio.

Audisio kemudian memerintahkan Mussolini dan Pettaci berdiri di depan dinding pagar Villa Belmonte dan menembak mereka dengan menggunakan sebuah senapan mesin.

Eksekusi tersebut dilakukan pada pukul 16.10 petang waktu setempat.

Malam harinya, jenazah Mussolini, Petacci, dan sejumlah pemimpin fasis dinaikan ke atas sebuah truk dan dibawa ke kota Milan.

Truk itu tiba di Milan pada 29 April dini hari dan jenazah Mussolini dan kawan-kawannya diturunkan di Piazalle Loreto, sebuah lapangan di dekat stasiun kereta api utama Milan.

Jenazah para petinggi fasis itu dibiarkan begitu saja hingga sekitar pukul 09.00 saat warga mulai melemparinya dengan sayuran busuk, ditembaki, ditendangi, dan dikencingi.

Akibatnya, wajah Mussolini hancur akibat ditendangi beramai-ramai. Setelah itu, jasad Mussolini, Petacci, dan lainnya digantung terbalik dengan menggunakan kait daging di lapangan itu.

Sekitar pukul 14.00, otorita militer AS tiba di Milan dan memerintahkan jenazah Mussolini diturunkan untuk diotopsi.

Pada 30 April otopsi digelar di Institut Kedokteran Milan. Salah satu hasil otopsi menyebutkan Mussolini ditembak sembilan kali.

Empat puluru bersarang dekat jantung yang menyebabkan kematiannya. Akhir tragis dan miris dari seorang fasis.

https://www.kompas.com/global/read/2021/09/15/103618870/eksekusi-mati-benito-mussolini-akhir-tragis-seorang-fasis

Terkini Lainnya

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke