Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

AS Bersumpah Tetap Melanjutkan Misi Evakuasi Afghanistan Setelah Serangan Bom Bunuh Diri di Kabul

KABUL, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) bersumpah melanjutkan misi evakuasi Afghanistan, setelah terjadi dua bom bunuh diri ISIS-K yang menewaskan 13 tentara pada Kamis (26/8/2021).

Tiga belas tentara yang tewas di antaranya 11 marinir, 1 petugas medis Angkatan Laut. Sementara, ada 90 warga Afghanistan tewas.

Serangan bom pertama terjadi di Abbey Gate bandara Kabul dan dilakukan oleh seseorang dengan rompi, yang saat itu sedang digeledah oleh pasukan militer.

Yang kedua adalah serangan bom mobil di Hotel Baron, seperti yang dilansir dari Daily Mail pada Kamis (26/8/2021).

Pada Kamis (26/8/2021), Jenderal Kenneth F McKenzie, komandan di lapangan, bersumpah bahwa upaya evakuasi berbahaya di Afghanistan akan terus berlanjut, meskipun ada ancaman dari ISIS.

Ia juga mengatakan akan "mengejar" mereka yang bertanggung jawab atas ledakan mematikan itu.

Dia mengatakan militer AS memiliki helikopter serang Apache, drone MQ-9 Reaper, pesawat tempur F-15, dan AC-130 Gunship yang terbang di atas Afghanistan. Ia memperingatkan serangan lebih lanjut oleh teroris akan segera terjadi.

"Kami memperkirakan serangan ini akan berlanjut," kata Jenderal McKenzie, dengan mengatakan bahwa dia sangat khawatir tentang serangan bom mobil lain yang dapat merenggut lebih banyak nyawa tentara.

Terlepas dari bahayanya, dia mengatakan tidak ada alternatif selain meminta pasukan militer AS terus mencari orang di darat sebelum mereka naik pesawat, dan lebih dari 100.000 orang telah diperiksa.

Seribu orang Amerika tetap di Afghanistan, tetapi McKenzie mengatakan tidak semua dari mereka ingin pergi.

Dia mengatakan pasukan militer di lapangan akan bekerja untuk mendapatkan mereka yang ingin keluar, tetapi itu menjadi tugas yang semakin tidak terkendali mengingat risiko bagi pasukan dan tenggat waktu Taliban yang semakin dekat untuk keluar dari Afghanistan.

Sekarang ada seruan yang berkembang dari Partai Republik termasuk Nikki Haley, mantan duta besar AS untuk PBB, agar Biden mengundurkan diri atau dimakzulkan karena cara dia menangani penarikan pasukan AS.

Baik Biden maupun Menteri Pertahanan, Sekretaris Negara atau juru bicara Pentagon tidak membuat pernyataan pada Kamis, setelah serangan bom bunuh diri di Kabul.

Hanya tweet belasungkawa mereka untuk keluarga para prajurit yang tewas.

Presiden AS Joe Biden berpidato pada pukul 17.30 pada Kamis, 8 jam setelah dua serangan bom bunuh diri di bandara Kabul.

HR McMaster, penasihat keamanan nasional Trump, mengatakan serangan bom bunuh diri pada Kamis itu "baru permulaan".

"Kita akan melihat gambar yang mengerikan lagi," ujar McMaster.

"Kita akan menghadapi ledakan kengerian yang menimpa orang-orang Afghanistan. Apa yang akan kita lakukan?"

"Apakah kita akan peduli? Atau apakah ini akan seperti Rwanda?" kata McMaster kepada Yahoo News, yang mengacu pada peristiwa pembantaian 800.000 orang pada 1994 di Rwanda.

"Saya tidak akan terkejut sama sekali jika ISIS-K digunakan oleh jaringan Haqqani sebagai senjata untuk menyerang kami dan mnghina kami di jalan keluar," ucapnya.

"Pada kenyataannya, saya akan terkejut jika bukan itu masalahnya," imbuhnya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/27/065641970/as-bersumpah-tetap-melanjutkan-misi-evakuasi-afghanistan-setelah-serangan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke