Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ilmuwan WHO: Ada Lab Lain di Wuhan yang Dipindahkan Beberapa Hari Sebelum Temuan Awal Wabah

COPENHAGEN, KOMPAS.com - Sebuah laboratorium Wuhan yang diam-diam dipindahkan oleh pejabat China pada Desember 2019, menarik pengawasan dari ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia.

Laboratorium itu dilaporkan beroperasi di bawah protokol tingkat keamanan ringan, di mana para pekerja tidak perlu mengenakan masker.

Setidaknya satu karyawan fasilitas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Wuhan (CDC Wuhan), berbeda dari Laboratorium Institut Virologi Wuhan yang banyak dibahas di kota itu, dinyatakan positif memiliki antibodi Covid-19 karena “penularan klaster keluarga”.

Namun menurut Wall Street Journal yang mengutip laporan Organisasi Kesehatan Dunia, tidak jelas kapan tes itu dilakukan.

Laboratorium, tempat para ilmuwan China meneliti penyakit manusia ringan dengan kelelawar, dipindahkan di dekat pasar makanan laut, tempat kasus Covid-19 pertama ditemukan hanya beberapa hari sebelum wabah, kata penyelidik WHO.

Diklasifikasikan dengan "Tingkat Keamanan Hayati 2," lab yang jadi sorotan baru ini juga memiliki kontrol ventilasi yang tidak seketat fasilitas lain yang lebih aman, menurut laporan itu melansir New York Post pada Jumat (13/8/2021).

Pengungkapan itu muncul ketika Dr Ben Embarek, ilmuwan Denmark Kepala Tim Penyelidik asal-usul Covid-19 WHO, mengatakan dalam sebuah wawancara minggu ini bahwa diperlukan lebih banyak informasi tentang pemindahan laboratorium tersebut.

“Sangat menarik bahwa lab dipindahkan pada 2 Desember 2019: Itulah periode di mana semuanya dimulai,” kata Embarek, pakar keamanan pangan dan penyakit hewan, dalam sebuah film dokumenter yang ditayangkan di saluran Denmark TV2.

“Kami tahu bahwa ketika Anda memindahkan lab, itu mengganggu segalanya… Seluruh prosedur itu (pemindahan) selalu menjadi elemen yang mengganggu dalam rutinitas kerja sehari-hari di lab,” katanya.

Kepala tim WHO asal-usul Covid-19 di Wuhan itu pun menyerukan pengawasan lebih lanjut terhadap laboratorium di dekat lokasi kelompok kasus pertama, yang diketahui di sebuah pasar di China tengah kota Wuhan.

Terlepas dari pernyataan sebelumnya bahwa "sangat tidak mungkin" virus itu bocor dari laboratorium di China, dia sekarang menganggap teori itu sebagai "hipotesis yang mungkin," katanya dalam wawancara tersebut.

Temuan timnya mencatat bahwa CDC Wuhan memindahkan fasilitas itu hanya beberapa hari sebelum timbulnya kasus Covid-19 pertama yang diketahui pada 8 Desember 2019. Relokasi semacam itu disebut “dapat mengganggu operasi laboratorium apa pun.”

Akan tetapi, tim ilmuwan WHO juga mencatat bahwa lab melaporkan "tidak ada gangguan atau insiden" karena pemindahan tersebut.

Dalam film dokumenter itu, Embarek juga mengungkapkan bahwa timnya ditekan oleh pejabat China untuk tidak mengejar teori kebocoran laboratorium.

Mereka mungkin telah mengarahkan para ilmuwan WHO untuk tidak menyelidiki teori tersebut karena ada “kesalahan manusia di balik insiden semacam itu”, dan ada perasaan di antara orang China bahwa “Anda tidak boleh kehilangan muka,” katanya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/14/182031570/ilmuwan-who-ada-lab-lain-di-wuhan-yang-dipindahkan-beberapa-hari-sebelum

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke