Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

23 Juli dalam Sejarah, Gamal Abdul Nasser Pimpin Kudeta Mesir 1952

KOMPAS.com - Ketidakpuasan yang lama tak terungkapkan kadang menimbulkan gejolak, yang bisa meledak di kemudian hari.

Ini pulalah yang terjadi di pemerintahan Mesir pada 23 Juli 1952.

Saat itu, terjadi kudeta militer terhadap pemerintah Mesir yang dipimpin Gamal Abdul Nasser.

Kudeta tersebut merupakan luapan ketidakpuasan militer kepada pemerintah, karena dalam kepemimpinan Raja Farouk, terjadi banyak korupsi.

Sebelumnya pada 1922, Mesir mendapat kemerdekaanya dari Inggris, yang terwujud karena kerjasama antara pemimpin Mesir yang terdiri dari kaum bangsawan, tuan tanah, dan para pekerja.

Setelah konstitusi Mesir disahkan pada 1923, Inggris masih mengawasi pergerakan dan perkembangan Mesir, bahkan menetapkan gubernurnya di Mesir.

Secara tidak langsung, Inggris masih tetap mengurusi dan mendikte Mesir di bawah pemerintahan Raja Fuad.

Negeri itu pun mulai menata pemerintahan dengan baik.

Tapi sepeninggal Raja Fuad, Mesir dikuasai Raja Farouk yang menjabat ketika berusia masih sangat muda, yakni 17 tahun.

Awalnya, keberadaan Farouk memimpin Mesir memberikan banyak harapan dan kebanggaan dari rakyat, yang percaya bahwa dia bisa menata Mesir dengan lebih baik.

Namun antusiasme rakyat tak dibarengi kinerja elemen pemerintahan. Partai Wadf, terang-terangan menentang Farouk karena dianggap masih terlalu muda untuk memimpin.

Pada 22 Agustus 1936, pemerintahan Farouk menjalin hubungan kerja sama dengan Inggris untuk menjaga keamanan. Inggris pun menempatkan pasukan di wilayah Mesir.

Namun, berbagai penyimpangan dan kriminalitas pun memicu situasi yang buruk di Mesir, termasuk korupsi di jajaran pemerintah.

Para pejabat kerajaan banyak yang menumpuk kekayaan dan aset

Di tengah kekecewaan rakyat itulah muncul kelompok oposisi yang menentang pemerintahan Raja Farouk.

Pada 1942, sekelompok perwira militer membentuk sebuah badan dengan tujuan melakukan perubahan di Mesir.

Salah seorang perwira, Gamal Abdul Nasser, muncul dengan gagasan membentuk organisasi Free Officer (Perwira Bebas).

Para anggota organisasi ini kemudian masuk ke dalam setiap divisi angkatan bersenjata Mesir, menghimpun kekuatan bersama dalam melawan pemerintahan.

Bersama dengan kelompok keamaan Ikhwanul Muslimin, Free Officer mulai menyusun serangkaian tindakan melawan pemerintah.

Akhirnya, pada 23 Juli 1952 terjadi aksi besar-besaran yang dilakukan kelompok penentang pemerintah.

Para mahasiswa dan warga turut andil melakukan aksi menentang pemerintah dan bergabung dengan para perwira ini.

Ketika itu muncul ketegangan antara kelompok militer pro-Raja Farouk dengan militer yang anti pemerintahan.

Kelompok pendukung pemerintah adalah pasukan pengawal kerajaan yang menolak bergabung dengan Free Officer.

Pertumpahan darah pun terjadi. Kudeta dimulai.

Free Officer memberi ultimatum kepada Raja Farouk untuk mengubah Undang-Undang Dasar Mesir, membubarkan parlemen, dan mengusir pasukan Inggris.

Akibat peristiwa tersebut, pada 26 Juli 1952 Raja Farouk meninggalkan Mesir. Peristiwa ini mengakiri kedudukannya sebagai pemimpin di Mesir.

Sepeninggal Raja Farouk, Mesir dipimpin Dewan Transisi yang dipimpin Muhammad Naguib, Aly Maher Pasha, dan Soliman Hafiz Bey.

Dewan dibentuk untuk mengisi kekosongan pemerintahan.

Pada Juni 1953, Muhammad Naguib pun didaulat sebagai Presiden Mesir dengan dukungan dari banyak kalangan dan pemerintah.

Namun, pada 1954, Nasser muncul dari balik layar, menyingkirkan Naguib dari kekuasaan.

Dirinya lantas memproklamirkan diri perdana menteri Mesir.

Nasser kemudian mengukuhkan dirinya menjadi Presiden Mesir dan berkuasa hingga 28 September 1970.

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/23/131515770/23-juli-dalam-sejarah-gamal-abdul-nasser-pimpin-kudeta-mesir-1952

Terkini Lainnya

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke