Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Akun Media Sosial Ditangguhkan, Kelompok LGBTQ China Hadapi Tekanan

BEIJING, KOMPAS.com - Sepekan setelah WeChat, platform media sosial populer China, menangguhkan banyak akun resmi kelompok LGBTQ perguruan tinggi, banyak gejolak bermunculan.

Dilansir Al Jazeera, penangguhan sebagian besar mempengaruhi kelompok yang hampir seluruhnya dijalankan oleh mahasiswa, termasuk di lembaga akademik bergengsi seperti Universitas Tsinghua dan Peking.

Misi kelompok tersebut, menurut perkenalan singkatnya sebelum akun ditangguhkan, adalah “memajukan kesetaraan gender dan hak-hak minoritas seksual.”

Beberapa siswa yang menjalankan akun grup LGBTQ, mengatakan pada Al Jazeera bahwa tidak ada peringatan apa pun dari otoritas terkait kemungkinan penangguhan.

Mary, seorang mahasiswa yang terlibat dalam salah satu kelompok LGBTQ, mengatakan bahwa dirinya sempat mendengar rencana tentang kemungkinan mengatur "kelompok yang mengadvokasi hak-hak minoritas seksual".

Rencana ini sudah jadi isu selama beberapa bulan sebelumnya, tapi belum ada yang terwujud, sampai penangguhan pun terjadi.

“Itu mengejutkan, tetapi pada saat yang sama, tidak terlalu mengejutkan,” kata Mary, yang memilih untuk tidak menggunakan nama aslinya karena alasan keamanan.

“Kami tahu gerakan hak-hak LGBTQ menghantam rintangan satu demi satu di China, tetapi kami pikir setidaknya dengan berafiliasi dengan universitas, kami dapat dibebaskan dari tindakan keras apa pun,” tambahnya.

Seperti Mary, semua narasumber yang mengaku pada Al Jazeera memakai nama anonim karena masalah LGBTQ masih sensitif di China.

Akun-akun yang ditangguhkan, sekarang membawa tag “akun resmi tanpa nama,” dengan satu pesan yang muncul di bawah: “Semua konten telah disensor karena pelanggaran akun terhadap peraturan manajemen layanan informasi akun resmi internet."

Semua artikel yang sebelumnya dipublikasikan di platform, yang sebagian besar tentang isu gender dan hak-hak LGBTQ, juga telah menghilang.

Seperti tindakan keras khas China, segala upaya yang mencoba dan mendokumentasikan penangguhan juga segera "padam".

Beberapa akun bahkan ditangguhkan hanya karena menyusun daftar akun yang telah dihapus.

Baik pemerintah maupun Tencent, perusahaan induk WeChat, belum memberikan penjelasan atas penangguhan tersebut.

Orang-orang di kelompok yang lolos dari tindakan keras itu, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka sedang bersiap untuk yang terburuk.

Seorang pekerja di kelompok LGBTQ terkemuka mengatakan bahwa dia telah mulai membuat salinan dari semua artikel yang diterbitkan di platform mereka, yang saat ini berjumlah lebih dari 1.000 tulisan.

Sementara yang lainnya, pergi ke Taobao, platform e-commerce China, dan membayar seseorang untuk mengunduh semua artikel, dengan topik mulai dari kesehatan hingga advokasi hak politik, di sejumlah akun yang dikhawatirkan bisa menjadi target pejabat berikutnya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/13/171021370/akun-media-sosial-ditangguhkan-kelompok-lgbtq-china-hadapi-tekanan

Terkini Lainnya

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke