Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Coviran Barekat, Vaksin Covid-19 Produksi Iran yang Diklaim 85 Persen Manjur

TEHERAN, KOMPAS.com - Vaksin Covid-9 produksi Iran, Coviran Barekat, telah mengantongi izin pemakaian dan diklaim 85 persen efektif lawan virus.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mendapatkan suntikan dosis pertama dari Coviran pada Jumat (25/6/2021).

Sebuah rekaman video menunjukkan Khamenei duduk dengan menggunakan masker medis dan sorban hitam, saat dua petugas pria memberikan suntikan dosis pertama Coviran kepadanya.

Video pengalaman pertama ulama berusia 81 tahun itu divaksin Covid-19 beredar di Twitter dengan tagar #IranianCovidVaccine.

Dalam tweet lain di Twitter berbahasa Inggrisnya pada Jumat (25/6/2021), dia mengatakan dia "benar-benar berterima kasih kepada semua orang yang menggunakan pengetahuan, pengalaman mereka serta melakukan upaya ilmiah dan praktis untuk memberi negara kemampuan yang hebat dan bergengsi".

Coviran Barekat disebut dikembangkan oleh para ilmuwan muda Iran yang bergabung dalam yayasan milik negara yang dikenal sebagai Setad, seperti yang dilansir dari Daily Mail pada Jumat (25/6/2021).

Iran mengumumkan pada Senin (14/6/2021) bahwa mereka telah memberikan persetujuan untuk penggunaan suntikan darurat.

Iran belum mempublikasikan data tentang kemanjuran vaksin Coviran Barekat produksi negaranya, tetapi telah mengklaim bahwa vaksin Coviran Barekat 85 persen efektif melawan infeksi virus corona yang mematikan itu.

Vaksin Covid-9 produksi Iran, Coviran Barekat adalah bentuk upaya Iran untuk memenuhi kebutuhan vaksin 2 dosis di dalam negerinya, yang kesulitan mengimpor vaksin untuk 83 juta penduduknya.

Penelitian vaksin lokal Iran telah mendapatkan urgensi karena para pejabat mencurigai bahwa sanksi berat Amerika akan menghambat upaya inokulasi massal Republik Islam ini.

Iran mempertahankan beberapa akses ke vaksin, di antaranya melalui Covax yang dikelola PBB, sebuah inisiatif internasional yang dirancang untuk mendistribusikan vaksin ke negara-negara yang membutuhkan bantuan.

Namun, bank dan lembaga keuangan internasional enggan berurusan dengan Iran karena takut akan hukuman Amerika.

Di bawah aturan Covax, Iran dapat memesan dosis yang cukup untuk memvaksinasi setengah dari 83 juta penduduknya.

Kementerian kesehatan mengatakan lebih dari 4,4 juta dari 83 juta orang Iran telah menerima dosis vaksin pertama sejak kampanye inokulasi dimulai pada Februari.

Lebih dari seperempat dari mereka, hampir 1,13 juta, telah menerima dua suntikan dosis yang diperlukan agar vaksin menjadi efektif sepenuhnya.

Pada awal Januari, Khamenei juga telah melarang impor vaksin dari beberapa negara, yaitu Inggris dan AS, karena khawatir dapat "mengkontaminasi" negaranya.

Sementara itu, otoritas Iran mengatakan bahwa negaranya memiliki kerja sama dalam memproduksi vaksin dengan negara lain, yaitu Kuba, untuk memenuhi kebutuhan.

Iran sedang menjalankan uji klinis pada empat vaksin lain untuk melawan Covid-19.

Iran telah mengalami dampak yang sangat buruk dari pandemi virus corona, dengan jumlah kematian lebih dari 83.500 orang di antara 3,1 juta yang terinfeksi, menurut angka resmi yang secara luas dianggap realitasnya lebih banyak dari pada itu.

Para pejabat Iran mengatakan bahwa jumlah kematian akibat Covid-19 naik 115 dari hari ke hari, pada Jumat (25/6/2021), menjadikan total negara itu 83.588 sejak pandemi pecah tahun lalu.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Sima Sadat Lari mengatakan ada 10.820 kasus baru yang dikonfirmasi, sehingga totalnya menjadi 3.150.949.

Setidaknya 1.397 orang tetap dirawat di rumah sakit karena virus, tambahnya.

Lari mengatakan, 3.219 pasien Covid-19 dalam kondisi serius, dan 2.809.595 telah pulih sejauh ini. Namun, Iran tetap menjadi salah satu negara di dunia yang paling terpukul pandemi.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/28/050026370/coviran-barekat-vaksin-covid-19-produksi-iran-yang-diklaim-85-persen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke