Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Iran Gagal Luncurkan Satelit ke Ruang Angkasa

TEHERAN, KOMPAS.com – Iran dilaporkan gagal meluncurkan satelit ke luar angkasa pada awal Juni dan tampaknya merencanakan peluncuran baru.

Laporan tersebut disampaikan Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) berdasarkan citra satelit di Pusat Ruang Angkasa Imam Khomeini di provinsi Semnan, Iran, Rabu (23/6/2021).

"Komando Luar Angkasa AS mengetahui kegagalan peluncuran roket Iran pada awal 12 Juni," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan AS Uriah Orland.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan AS tidak merinci dan tidak menjelaskan mengapa Iran gagal ketika berupaya meluncurkan satelitnya.

Kabar tersebut awalnya diwartakan oleh CNN. Iran membantah kabar tersebut.

Menteri Telekomunikasi Iran Mohammad Javad Azari Jahromi menyatakan, dua satelit dari Kementerian Telekomunikasi sudah berada di ruang angkasa.

Orland mengatakan, misi peluncuran ke ruang angkasa terakhir yang dilakukan Iran terjadi pada April 2020.

Kala itu, Teheran menempatkan mikrosatelit NOUR-1 ke orbit bumi. Namun sejak awal, para pejabat AS mengatakan satelit itu tampaknya bermasalah.

"Namun, pengamatan kami terhadap objek ini secara terus-menerus menunjukkan bahwa itu tidak terkendali dan tidak beroperasi," kata Orland.

CNN lantas mengutip pernyataan para ahli di Middlebury Institute of International Studies di Monterey, California, AS.

Para ahli tersebut mengatakan, berdasarkan analisis citra satelit dari Pusat Ruang Angkasa Imam Khomeini, mereka memperkirakan Iran akan menjadwalkan ulang peluncuran satelitnya dalam waktu dekat.

Mereka menambahkan, citra satelit pada 19 hingga 20 Juni oleh Planet Labs menunjukkan, tangki bahan bakar dan kendaraan pendukung tampak siap.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/24/054024770/iran-gagal-luncurkan-satelit-ke-ruang-angkasa

Terkini Lainnya

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke