Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

AS Bisa Perlambat Tarik Pasukan di Afghanistan jika Taliban di Atas Angin

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan, mereka masih menghormati tenggat waktu penarikan pada 11 September.

Namun kata Kirby, proses pemulangan militer yang sudah separuh berjalan ini bisa saja mengalami perubahan.

Sejak AS maupun sekutunya di NATO mempersiapkan kepulangan tentara, kekerasan di Afghanistan dilaporkan meningkat.

Selama sebulan terakhir, Taliban mengintensifkan serangan dan mampu merebut setidaknya 30 distrik.

Media lokal memberitakan, kelompok pemberontak itu juga menyita banyak peralatan militer, maupun membunuh dan melukai puluhan tentara.

Pemerintah Afghanistan membantah mereka kalah, dan mengeklaim mereka melakukan "mundur taktis". Tak dijelaskan berapa banyak anggota Taliban yang tewas atau terluka.

Pemberontak mengeklaim mereka keseluruhan Provinsi Kunduz, dengan ibu kota provinsi yang masih digenggam pemerintah.

AP via BBC Selasa (22/6/2021) memberitakan, polisi mengungkapkan kelompok itu sudah mengepung kota yang juga bernama Kunduz.

Pasukan pemerintah berusaha memberikan perlawanan balik, dan mendapatkan dua distrik pada Minggu (20/6/2021).

Kirby berujar, situasi di Afghanistan begitu cepat berubah karena serangan Taliban yang disertai kekerasan.

"Jika memang ada perubahan, baik pada skala maupun durasi pemulangan, maka kami harus siap mengeksekusinya," papar Kirby.

Kirby menjelaskan, mereka secara rutin memantau situasi lapangan untuk menyiapkan sejumlah sumber daya guna mengamankan kepulangan militer.

Presiden Joe Biden sudah menyatakan, proses pemulangan bisa terjadi setelah AS memastikan Afghanistan tak jadi markas kelompok teroris.

Namun, pakar menuturkan jika "Negeri Uncle Sam" memilih pulang, maka negara tersebut bisa kembali jatuh ke tangan Taliban.

Belum lagi adanya dugaan kuat bahwa Al-Qaeda masih menancapkan kukunya bersama dengan milisi pemberontak.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/22/204824570/as-bisa-perlambat-tarik-pasukan-di-afghanistan-jika-taliban-di-atas-angin

Terkini Lainnya

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke