Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Presiden Terpilih Iran Ebrahim Raisi Disebut Sang Jagal oleh Barat

TEHERAN, KOMPAS.com – Ebrahim Raisi dinyatakan sebagai presiden terpilih Iran setelah penghitungan suara pada Sabtu (19/6/2021).

Menteri Dalam Negeri Iran Aboldreza Rahmani Fazli menuturkan, Raisi meraup 61,95 persen suara.

Melansir News.com, pihak Barat menjuluki hakim sekaligus ulama Syiah garis keras tersebut sebagai "Sang Jagal" atau "Jagal 1988".

Pasalnya, Raisi diduga memerintahkan penyiksaan terhadap wanita hamil, membuat tahanan dilempar dari tebing, dan mencambuk orang dengan kabel listrik.

Selain itu, dia juga diduga terlibat dalam eksekusi massal dan penyiksaan terhadap tahanan politik pada dekade 1980-an.

Raisi sempat ditunjuk sebagai Ketua Mahkamah Agung Iran pada 2019 oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenai.

Dia merupakan sekutu dekat Khamenei sebagaimana dilansir News.com.

Anggota kunci “Komisi Kematian”

Pada 1980, ketika masih berusia 20 tahun, Raisi diangkat menjadi jaksa pengadilan Karaj, sebelah barat Teheran. Dan pada 1988, dia dipromosikan menjadi Wakil Jaksa Teheran.

Laporan menyebutkan, Raisi merupakan anggota kunci dari apa yang disebut "Komisi Kematian”.

“Komisi Kematian” beranggotakan empat pejabat Iran yang memerintahkan eksekusi terhadap puluhan ribu orang pada 1988.

Para korban dari pembantaian tersebut merupakan tahanan politik di mana sebagian besar merupakan anggota atau simpatisan Organisasi Mujahidin Rakyat Iran.

Dalam pembantaian tersebut, sekitar 30.000 pria, wanita, bahkan anak-anak yang ditahan di penjara-penjara Iran dieksekusi hanya dalam beberapa bulan.

Dalam pembantaian 1988, para tahanan politik Iran disiksa dan dihukum mati atas perintah Raisi.

Beberapa orang penyintas pembantaian tersebut menceritakan pengalaman mengerikan mereka.

Farideh Goudarzi, yang dipenjara karena menjadi bagian dari kelompok politik terlarang, mengatakan Raisi menyaksikan penjaga menjatuhkan bayinya ke lantai.

Itu dilakukan sebagai bagian dari satu interogasi brutal, setelah Goudarzi disiksa saat hamil dan dipaksa melahirkan di penjara.

Mahmoud Royaee, tahanan politik lainnya, mengaku bahwa Raisi pernah menjatuhkan hukuman mati kepada seorang narapidana yang sedang epilepsi.

Pandangan politik

Raisi adalah salah satu orang kepercayaan Khamenei yang paling tepercaya. Keduanya memiliki keyakinan yang sama soal penafsiran fikih sebagai dasar negara dan pemerintahan.

Dia juga mendukung pembangunan perekonomian Iran dilakukan secara terpimpin.

Sebagai contoh, Garda Revolusi Iran dan kemitraan semi publik lainnya mengendalikan sebagian besar perekonomian.

Raisi juga dikenal sebagai orang yang menentang membuka Iran untuk investor asing.

Dia turut menentang terlibat dengan AS dan berdiplomasi dengan Barat, seperti yang diperjuangkan oleh Presiden Iran Hassan Rouhani yang akan lengser.

Namun, Khamenei sendiri mendukung dimulainya lagi pembicaraan perjanjian nuklir 2015 yang dirusak oleh mantan Presiden AS Donald Trump pada 2018.

Meski kritis terhadap AS, Raisi juga mendukung dihidupkannya kembali perjanjian nuklir 2015.

Selama berkampanye, Raisi kerap menjanjikan pemberantasan korupsi sebagai bagian penting dalam pemerintahannya kelak.

Tetapi para pengkritiknya menyatakan, Raisi sudah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari lembaga-lembaga politik Iran yang korup dan represif.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/20/180558270/alasan-presiden-terpilih-iran-ebrahim-raisi-disebut-sang-jagal-oleh-barat

Terkini Lainnya

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

Global
Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke