Melansir World of Buzz, peristiwa pada Rabu (16/6/2021) itu membuatnya harus membayar 157,31 ringgit (Rp 546.000) untuk semua bensin yang keluar.
Dalam unggahannya di Facebook dia mengatakan, hendak pergi keluar saat pagi hari dengan mobilnya.
Begitu dia masuk ke mobil, dia menyadari bensinnya mau habis dan menuju SPBU di dekat rumahnya.
“Setelah saya memarkir mobil, saya menggesek kartu untuk pompa bensin."
"Ketika saya berdiri di samping mobil dan menunggu terisi penuh, saya heran, 'Kenapa sangat lama ini? Mengapa tidak berhenti secara otomatis?'” tulisnya.
Dia pun bergegas ke konter untuk meminta bantuan guna menghentikan nozzle.
Sekitar lima menit kemudian petugas datang untuk memeriksa nozzle. Namun saat itu nozzle sudah berhenti mengeluarkan bensin.
“Sebenarnya pompa akan mati dengan sendirinya ketika tangki sudah penuh, tapi mungkin saya adalah yang apes,” kata Jia Jie.
“Pesan moralnya, lain kali ketika Anda mengisi bensin, ingatlah untuk memperhatikan nozzle Anda. Jika tidak, Anda akan menghadapi situasi yang sama dengan saya.”
Jia Jie melanjutkan, pada akhirnya dia harus membayar 157,31 ringgit (Rp 546.000) untuk semua bahan bakar yang dia "pompa".
“Biasanya hanya sekitar 70 ringgit (Rp 243.000) untuk mengisi bensin. Kali ini harganya dua kali lipat.”
“Untungnya tidak ada yang merokok saat bensin bocor. Kalau tidak, Anda mungkin tidak berjumpa dengan saya. ”
https://www.kompas.com/global/read/2021/06/18/103916370/nozzle-spbu-rusak-bensin-bocor-dan-konsumen-harus-bayar-rp-546000