Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Para Pejabat Korea Utara Ketakutan dengan Kim Yo Jong dan Menyebutnya "Wanita Iblis"

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pejabat pemerintah Korea Utara hidup dalam ketakutan setelah serangkaian eksekusi atas perintah Kim Yo Jong dan menjulukinya "wanita iblis".

Sejak pemerintahan Kim Jong Un dimulai pada 2011, Kim Yo Jong, saudara perempuannya, memiliki kekuasaannya sendiri dan puncaknya dengan ia menjadi anggota alternatif Politbiro pada April 2020.

Pada saat itu, saudara laki-lakinya dikabarkan mengalami masalah kesehatan dan beberapa ahli percaya dia bisa menjadi kandidat untuk menggantikan Kim Jong Un, jika meninggal.

Namun, dia diturunkan jabatannya selama Kongres Partai ke-8 Partai Buruh Korea pada Januari 2021.

Ia hanya menjadi anggota Komite Sentral Partai dengan golongannya diturunkan dari wakil direktur I menjadi wakil direktur saja, seperti yang dilansir dari Radio Free Asia (RFA) pada Selasa (18/5/2021).

Namun, Kim Yo Jong tetap menjadi salah satu orang paling berkuasa di Korea Utara, dan menurut informasi dua pejabat bahwa ia telah memerintahkan eksekusi pejabat pemerintah hanya karena "membuat dia kesal".

“Berita bahwa mereka menembak mati seorang pejabat tinggi di Pyongyang menyebar di antara para pejabat di Hyesan sekarang," kata seorang pejabat badan administratif di provinsi Ryanggang utara tengah kepada RFA Korean Service pada Kamis (13/5/2021).

"Kami tidak tahu siapa pejabat yang dieksekusi itu, tetapi saya mendengar dari seorang pejabat yang dekat dengan saya bahwa dia dieksekusi atas perintah Kim Yo Jong," lanjut perjabat tersebut.

Kemudian pejabat itu menceritakabn bahwa pada November 2020, ada insiden penyelundupan emas yang dilaporkan ke Komite Sentral Partai.

Lalu, "tentara komando keamanan perbatasan dieksekusi oleh regu tembak pada Desember, sementara 9 warga dipenjara seumur hidup."

"Puluhan anggota keluarga mereka, sementara itu, dikirim ke kamp penjara politik," kata sumber itu, yang meminta namanya dirahasiakan karena alasan keamanan.

RFA melaporkan pada November bahwa 2 tentara tertangkap menyelundupkan sejumlah emas bernilai 10 juta dollar AS (Rp 142,9 miliar) ke China dekat Hyesan, pada 1 November.

Salah satu tentara ditangkap segera, sementara yang lain seorang penjaga keamanan perbatasan melarikan diri ke China dan diyakini menjadi tahanan otoritas China, menurut sumber pemerintah setempat.

Sumber di pemerintahan provinsi Ryanggang memberitahu RFA bahwa tentara yang ditangkap pada 1 November, mengungkapkan selama investigasi bahwa mereka telah bekerja dengan 6 warga dalam perjalanan menyelundupkan emas ke China.

Setelah itu, 6 warga yang membantu ditangkap pada 16 November, menurut keterangan seorang pejabat pengdailan kepada RFA pada saat itu.

Salah satu sumber Ryanggang mengatakan kepada RFA pada November ada kemungkinan penyelundup dieksekusi karena emas dikontrol ketat oleh negara.

Pelanggaran mereka juga termasuk menentang lockdown ketat di perbatasan, yang diberlakukan untuk memerangi virus corona.

Sumber yang berbicara kepada RFA pada pekan lalu mengatakan warga dan pejabat kesal karena eksekusi tersebut atas perintah Kim Yo Jong.

"Dia memberikan perhatian khusus kepada pejabat yang membuatnya kesal. Dia mengumpulkan data yang menunjukkan bahwa mereka menantang otoritas partai dan melaporkan hal ini kepada atasannya, saudara laki-lakinya Kim Jong Un," kata sumber itu.

“Ada serangkaian eksekusi pejabat karena (Kim Yo Jong) 'anti-revolusioner partai'. Kebencian terhadap Kim Yo Jong semakin dalam,” kata sumber itu.

Sumber tersebut mengatakan Sentral Partai saat ini sedang menyelidiki semua pejabat provinsi Ryanggang atas perintahnya.

“Mereka mengatakan bahwa mereka menangkap orang-orang yang reaksioner karena menyerahkan data rahasia dan materi kuliah ke Badan Intelijen Nasional Korea Selatan," kata sumber itu.

"Banyak orang dikirim ke kamp penjara politik dengan tuduhan terlibat dalam hal ini," imbuhnya.

Kekejaman Kim membuat orang membandingkannya dengan tokoh sejarah wanita lain yang mereka anggap menghukum tanpa ampun.

"Mereka mulai memanggilnya Janda Permaisuri Cixi untuk mengungkapkan kemarahan mereka," kata sumber itu.

Janda Permaisuri Cixi adalah tokoh pada masa penguasa de-facto Dinasti Qing di China, yang dianggap oleh beberapa sejarawan sebagai seorang lalim yang menentang reformasi modern untuk memperpanjang kekuasaannya sendiri.

Sumber lain, seorang pejabat di provinsi barat laut Pyongan Utara, mengatakan kepada RFA pada hari yang sama bahwa Kim memerintahkan penyelidikan di Sinuiju, kota lain di perbatasan dengan China.

"Menyusul eksekusi petugas bea cukai Sinuiju oleh regu tembak di Pyongan Utara pada 2019, sejumlah pejabat juga dieksekusi setelah penyelidikan badan administrasi, dan departemen keamanan negara," kata sumber kedua, yang meminta namanya tidak disebutkan.

"Wanita iblis"

"Ketika tersiar kabar bahwa Kim Yo Jong berada di balik eksekusi ini, para pejabat mulai memanggilnya 'wanita iblis'," kata sumber kedua.

Para pejabat bahkan takut mendapat pujian Kim Yo Jong, karena itu berarti dia memperhatikan mereka.

Mereka takut bahwa mereka harus bersiap untuk dieksekusi suatu hari nanti, jika mereka mendapatkan sisi buruknya, menurut sumber kedua.

“Saat eksekusi yang tidak adil ini meningkat, bahkan penduduk biasa pun takut padanya. Mereka bilang dia adalah iblis yang haus darah,” kata sumber kedua

“Tahun ini, dia bahkan memimpin pembersihan pejabat senior yang dekat dengan saudara laki-lakinya Kim Jong Un, ketika dia tanpa ampun mengeksekusi para pembantunya," ungkapnya.

"Dia adalah teror bagi para pejabat. Meskipun dia sekarang di posisi yang lebih rendah, dia menunjukkan kekuatannya dengan mengeksekusi yang kuat," tandasnya.

Pembersihan politik berperan penting dalam upaya Kim Jong Un untuk mengkonsolidasikan kepemimpinannya setelah kematian ayahnya Kim Jong Il pada 2011.

Setelah mengambil alih kendali negara, ia dengan cepat menyingkirkan saingan politik, yang sebagian besar adalah pejabat tinggi di bawah pemerintahan ayahnya, termasuk pamannya Jang Song Theak, yang diyakini pernah menjadi orang kedua di Korea Utara.

https://www.kompas.com/global/read/2021/05/27/195447570/para-pejabat-korea-utara-ketakutan-dengan-kim-yo-jong-dan-menyebutnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke