Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

KISAH MISTERI: Catatan Narapidana dari Neraka Holocaust di Kamp Auschwitz

Di secarik kertas, Marcel Nadjari, seorang Yahudi Yunani, menggambarkan bagaimana ribuan orang Yahudi digiring ke kamar gas (gas chambers) setiap hari.

Nadjari termasuk di antara sekitar 2.200 anggota Sonderkommando, budak Yahudi dibawah pengawasan SS (Schutzstaffel- militer Nazi), yang bertugas mengawal sesama Yahudi ke kamar gas.

Kemudian mereka harus membakar mayat, mengumpulkan tambalan (gigi) emas dan rambut wanita. Lalu membuang abu sisa pembakaran ke sungai terdekat.

Setelah menyaksikan mesin pembunuh Nazi Jerman dari dekat, mereka tahu bahwa hanya masalah waktu sebelum SS memusnahkan mereka juga.

Pada 1944, keinginan balas dendam dari pria yang ketika itu berusia 26 tahun tersebut berkobar.

Jadi sekitar November tahun itu, Nadjari memasukkan manuskrip 13 halamannya ke dalam termos, yang ditutupnya dengan tutup plastik.

Dia kemudian meletakkan termos di dalam kantong kulit dan menguburnya di dekat Krematorium III.

Kehidupan setelah kematian

Tiga puluh enam tahun kemudian, seorang mahasiswa kehutanan Polandia secara tidak sengaja menemukan termos, pada kedalaman sekitar 40cm (16 inci), saat melakukan penggalian di lokasi tersebut.

Jelas dari catatannya, dia melihat harapannya tipis bisa bertahan hidup di kamp. Tetapi catatannya ini menjadi pesannya kepada dunia luar. Sebuah pesan yang akan berarti kematian baginya, jika SS mengetahuinya.

Ajaibnya, Nadjari selamat dari Auschwitz. Dia dideportasi ke kamp konsentrasi Mauthausen di Austria saat Third Reich runtuh.

Setelah perang dia menikah dan pada 1951 pindah ke New York.

Dia sudah memiliki seorang putra berusia satu tahun, dan pada 1957 istrinya Rosa melahirkan seorang gadis, yang mereka beri nama Nelli. Nama itu, seperti milik saudara perempuan kesayangannya yang sudah meninggal.

Di Tesalonika sebelum perang, dia bekerja sebagai pedagang. Di New York dia mencari nafkah sebagai penjahit.

Nadjari meninggal pada 1971, dalam usia 53, sembilan tahun sebelum pesan Auschwitznya ditemukan.

Tanah basah telah merusak kertasnya, hanya 10 persen dari pesan yang terbaca. Sejarawan Rusia, Pavel Polian, memutuskan untuk menyelamatkannya, menggunakan teknologi modern.

“Bukti langsung yang langka seperti itu "penting" untuk mendokumentasikan Holocaust,” kata Polian.

Kesuksesan teknologi tinggi

Pada akhir 2017, Institut Sejarah Kontemporer di Munich menerbitkan temuan Polian (dalam bahasa Jerman).

Dia sedang mengerjakan edisi baru Scrolls from the Ashes, sebuah buku Rusia tentang bukti Sonderkommando, termasuk teks Nadjari.

Empat anggota Sonderkommando lainnya telah meninggalkan catatan tertulis, yang paling penting adalah Salmen Gradowski, seorang Yahudi Polandia.

Mereka kebanyakan menulis dalam bahasa Yiddish. Karena ditemukan lebih awal, kondisi catatan peninggalan mereka berada dalam kondisi lebih baik.

Polian menerima pindaian manuskrip Nadjari dari arsip Museum Auschwitz. Setelah berbicara tentang kondisinya yang buruk di radio Rusia, dia dihubungi oleh pakar IT muda Rusia, Alexander Nikityaev, yang menawarkan bantuan.

Nikityaev menghabiskan satu tahun bereksperimen dengan perangkat lunak pencitraan digital Adobe Photoshop, untuk mengembalikan teks yang pudar.

Dia menggunakan filter merah, hijau dan biru, untuk mencapai 90 persen keterbacaan. Itu dilakukan dengan perangkat lunak komersial.

Jika menggunakan analisis multispektral, dengan teknologi yang digunakan oleh polisi dan dinas rahasia, hasil itu diyakini akan lebih efektif.

Polian mendapatkan teks yang diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Inggris oleh Ioannis Carras, seorang sarjana Yunani-Inggris yang tinggal di Freiburg, Jerman.

Menghitung kereta

Berbicara kepada BBC, Polian mengatakan dia terkejut dengan perkiraan akurat Nadjari tentang jumlah korban di Auschwitz: 1,4 juta jiwa.

Sejarawan mengatakan Nazi membunuh lebih dari 1,1 juta orang Yahudi di kompleks kamp yang luas itu. Sementara 300.000 lainnya, kebanyakan dari mereka adalah orang Polandia dan tawanan perang Soviet.

"Para narapidana dengan jelas membicarakan berapa banyak kereta yang telah tiba," kata Polian.

Menurut Polian, keinginan Nadjari untuk balas dendam menonjol. Itu berbeda dari catatan narapidana lain.

“Dia sangat memperhatikan keluarganya. Misalnya, dia menentukan siapa yang kelak dia inginkan untuk menerima piano milik saudara perempuannya yang sudah meninggal."

Nadjari memasukkan kata pengantar, dalam bahasa Jerman, Polandia, dan Perancis. Dia meminta siapa pun yang menemukan manuskrip itu untuk diteruskan ke kedutaan Yunani, untuk diteruskan ke temannya Dimitrios Stefanides.

Dia telah mendengar dari sesama Yahudi Yunani bahwa ibu, ayah dan saudara perempuannya Nelli telah meninggal di kamp Auschwitz-Birkenau, di Polandia selatan yang diduduki Nazi, tahun sebelumnya.

"Seringkali saya berpikir untuk pergi bersama yang lain, untuk mengakhiri (penyiksaan) ini,” tulis dalam catatan yang dia tinggalkan.

“Tapi selalu balas dendam mencegah saya melakukannya. Saya ingin dan ingin hidup, untuk membalas kematian ayah, ibu dan adik perempuan saya yang tersayang."

Nadjari menyaksikan pemberontakan putus asa oleh anggota Sonderkommando, dipimpin oleh tentara Soviet yang ditangkap.

Mereka sempat mencoba meledakkan setidaknya beberapa dari lima krematorium, menggunakan bubuk mesiu curian.

Tapi Nazi menghancurkan mereka. Nadjari tidak termasuk di antara para pemberontak, jadi dia selamat.

Sekitar 110 anggota Sonderkommando selamat dari Auschwitz-Birkenau. Kebanyakan dari mereka adalah orang Yahudi Polandia.

Dalam kebanyakan kasus, mereka sangat ingin melupakan kengerian di kamp pembantaian itu. Hanya sedikit yang menulis tentang cobaan berat mereka.

Mesin Pembunuh

Dia melihat korban "dikemas seperti sarden" dalam kamar gas.

Menurut deskripsi dalam catatannya, krematorium adalah bangunan besar dengan cerobong asap lebar dan 15 oven.

Di bawah taman ada dua gudang bawah tanah yang sangat besar. Satu adalah tempat orang membuka pakaian, dan yang lainnya adalah kamar gas yang dia sebut sebagai “ruang kematian.”

“Orang-orang memasukinya (kamar gas) dengan telanjang dan sekaligus sekitar 3.000 orang di dalamnya terkunci dan mereka dibunuh dengan gas. Setelah enam atau tujuh menit menderita, mereka mati," tulisnya.

Dia menggambarkan bagaimana Jerman memasang pipa untuk membuat kamar gas terlihat seperti kamar mandi.

Tabung gas selalu dikirim dengan kendaraan Palang Merah Jerman oleh dua orang SS. Mereka kemudian menjatuhkan gas melalui lubang.

Setengah jam kemudian pekerjaan Nadjari dan rekan-rekannya dimulai.

“Kami menyeret tubuh wanita dan anak-anak yang tidak bersalah itu ke lift, yang membawanya ke oven."

Abu dari setiap korban dewasa memiliki berat sekitar 640 gram (1,4 pon), catatnya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/05/21/000417970/kisah-misteri-catatan-narapidana-dari-neraka-holocaust-di-kamp-auschwitz

Terkini Lainnya

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke