BOLTON, KOMPAS.com - Seorang ibu menjadi gusar setelah transfer bank dengan keterangan “dana untuk Isis,” membuatnya mengalami kesulitan hingga ditandai sebagai potensi ancaman teroris.
Susan Govindasamy, dari Bolton, mengatakan dia “terdiam” setelah mengetahui transfer PayPal sebesar 500 poundsterling (Rp 7,2 juta) gagal terkirim.
Uang itu sejatinya ditujukan kepada seorang teman yang membantunya melatih kuda Arab kesayangannya yang berusia sembilan tahun, bernama Isis.
Belakangan dia tahu transaksinya dibekukan karena keterangan pembayaran yang dia tulis.
Transaksi itu “terciduk” oleh agen Interpol kejahatan internasional, yang bekerja untuk menangkap penjahat paling berbahaya di dunia.
Susan yang mengaku fanatik Mesir kuno, tidak sadar akan ada masalah dengan keterangan pembayaran yang ditulisnya.
“Saya baru menyadari ada masalah tiga hari kemudian. Teman saya mengatakan uangnya belum masuk. Kami kemudian mendapat email dari PayPal dan Interpol yang ingin tahu alasan mengapa saya mengirim dana ke ISIS.”
Susan akhirnya sadar akan masalah yang menjeratnya.
“Saya agak ceroboh, ada banyak hal yang telah saya lakukan dan suami saya berkata ‘Saya tidak percaya Anda melakukan itu’,” kenangnya.
“Saya menamai transfer itu ‘dana untuk Isis’ (nama kudanya). Pada saat mengirim uang itu hanya itu yang ada di kepala saya.”
Dia mengklaim dia bahkan harus memberikan paspor hewan peliharaannya untuk membuktikan bahwa Isis memang nama asli kuda tersebut.
Susan juga harus menandatangani pernyataan yang mengonfirmasi bahwa dia tidak memiliki hubungan dengan kelompok teror yang terkenal itu.
Sekarang Susan mengakui dia tetap waspada tentang nama apa yang dia berikan setiap melakukan transaksi. Dia mengklaim pengalaman ini telah menjadi “pelajaran baginya.”
“Saya sempat ditandai sebagai calon teroris. Saya ingat ketika itu berpikir: ‘Apa artinya ini, apa yang akan terjadi sekarang?’ Saya diselidiki, begitu pula sisi lain tempat uang itu mengalir.”
“Saya menjelaskan secara rinci apa yang terjadi dan bahwa kuda saya bernama Isis.”
Sebagai penggemar berat Mesir Kuno, Susan telah mengunjungi Sharm El Sheikh beberapa kali dan Egyptiantiana terkadang tampil dalam karya seninya.
Dia juga memiliki kamar tidur bertema Mesir dan telah melukis mata Horus yang besar di atas atap tempat tidurnya.
Menurutnya nama Isis yang diberikan untuk kudanya merupakan nama dewi para dewi. Tokoh mitologi itu sangat dihormati dan dijunjung tinggi.
Teman-temannya sempat menasihati untuk mengubah nama kudanya setelah kebangkitan ISIS. Tapi Susan menentang.
“Aku tidak akan mengubah namanya, aku benar-benar menolak. Dia (kudanya) disebut Isis sesuai dewi Mesir, dan jika orang tidak bisa memahaminya maka mereka yang punya masalah,” ujarnya melansir Daily Mail Kamis (29/4/2021).
Susan mengaku awalnya merasa malu atas insiden itu, tapi kemudian melihat sisi lucu dari pengalamannya.
“Sungguh melegakan orang-orang tidak mengira saya teroris. Saya benar-benar memikirkan tentang apa yang saya taruh sekarang ketika saya menggunakan PayPal.”
Seorang juru bicara PayPal berkata: “Peraturan pemerintah mengharuskan perusahaan pembayaran termasuk PayPal memindai semua pembayaran untuk teroris dan referensi lainnya.”
Menurutnya perusahaan pembayaran itu melakukan segala yang bisa dilakukan, untuk menghilangkan referensi yang tidak ada hubungannya dengan terorisme.
“PayPal juga bekerja sama dengan pelanggan untuk menyelesaikan dengan cepat setiap masalah yang mungkin muncul secara tidak sengaja.”
https://www.kompas.com/global/read/2021/04/30/192901570/transfer-jutaan-dana-untuk-isis-wanita-57-tahun-mendadak-masuk-daftar