Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejumlah Negara di Eropa Kembali Gunakan Vaksin Virus Corona AstraZeneca

LONDON, KOMPAS.com - Jerman, Perancis, dan negara Eropa lainnya mengumumkan berencana untuk kembali menggunakan vaksin Covid-19 AstraZeneca pada Kamis (18/3/2021).

Langkah itu diambil setelah regulator Uni Eropa dan Inggris meningkatkan kepercayaan mereka dengan mengatakan keuntungan lebih besar dari pada risiko soal masalah pembekuan darah, seperti yang dilansir dari Reuters pada Jumat (19/3/2021). 

Laporan tentang pembekuan darah di otak yang langka telah mendorong banyak negara untuk menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca, yang memiliki ambisi memproduksi "vaksin untuk dunia", karena kematian global dari Covid-19 sudah lewat dari 2,8 juta.

Badan Obat Eropa (EMA) "jelas" menyimpulkan bahwa keuntungan vaksin dalam melindungi masyarakat dari kematian dan risiko rawat inap terkait dengan virus corona.

Sebelumnya, EMA telah melakukan penyelidikan terhadap 30 kasus kelainan darah penerima vaksin Covid-19.

“Ini adalah vaksin yang aman dan efektif,” kata direktur EMA Emer Cooke dalam jumpa pers.

"Jika itu saya, saya akan divaksinasi besok," imbuhnya.

Tak lama setelahnya, Jerman mengatakan akan melanjutkan pemberian vaksin AstraZeneca mulai Jumat pagi waktu setempat (19/3/2021).

Menteri Kesehatan Jens Spahn mengatakan penangguhan pemberian vaksin karena kehati-hatian adalah tindakan yang tepat "sampai pengelompokan jenis trombosis yang sangat langka ini diperiksa."

Perancis juga mengatakan akan melanjutkan penggunaan vaksin, dengan Perdana Menteri Jean Castex akan menerima suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca pada Jumat sore waktu setempat waktu setemapt (19/3/2021).

Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan bahwa Italia akan melakukan hal lyang sama, dan memprioritaskan suntikan vaksin Covid-19 kepada masyarakatnya secepat mungkin.

Spanyol mengatakan sedang mengevaluasi kemungkinan dimulainya kembali vaksinasi, sedangkan Siprus, Latvia, dan Lithuania mengatakan akan akan memulai kembali pemberiian vaksin.

Banyak pemerintahan negara mengatakan bahwea keputudan untuk menghentikan inokulasi adalah karena kehati-hatian.

Namun, para ahli telah memperingatkan campur tangan politik dapat merusak kepercayaan publik terhadap vaksinasi, karena pemerintah berjuang untuk menjinakkan varian virus yang lebih menular.

“Kami percaya bahwa, setelah keputusan hati-hati dari regulator, vaksinasi dapat dilanjutkan kembali di seluruh Eropa,” kata Kepala Petugas Medis AstraZeneca Ann Taylor dalam sebuah pernyataan.

Badan Pengatur Produk Kesehatan dan Obat-obatan Inggris (MHRA) sebelumnya mengatakan sedang menyelidiki 5 kasus pembekuan darah otak langka yang telah dilaporkan dari 11 juta suntikan vaksin Covid-19 yang dilakukan di Inggris.

Namun, badan tersebut mengatakan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca harus dilanjutkan dan seorang pejabat mengatakan peluncuran di Inggris kemungkinan akan berlanjut bahkan jika kaitannya terbukti.

Suntikan vaksin AstraZeneca adalah salah satu vaksin Covid-19 pertama dan termurah yang dikembangkan serta diluncurkan dalam jumlah besar yang akan menjadi andalan program vaksinasi di banyak negara berkembang.

"(Putusan) EMA sekarang memberikan kejelasan tentang keamanan vaksin ini (AstaZeneca)," kata Clemens Wendtner, kepala penyakit menular di klinik Munich Schwabing.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada pekan ini juga menegaskan kembali dukungannya untuk suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca itu.

EMA mengatakan akan memperbarui panduannya tentang vaksin AstraZeneca, untuk memasukkan penjelasan bagi pasien tentang potensi risiko dan informasi bagi para profesional perawatan kesehatan.

Badan tersebut mengatakan sedang berhubungan dengan regulator di seluruh dunia untuk mengawasi kemungkinan efek samping dari semua vaksin Covid-19.

https://www.kompas.com/global/read/2021/03/19/091900570/sejumlah-negara-di-eropa-kembali-gunakan-vaksin-virus-corona-astrazeneca

Terkini Lainnya

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke