Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Iran Bakal Tambah Alat Canggih untuk Pengayaan Uranium

WINA, KOMPAS.com – Iran bakal menginstal lebih banyak alat pengaya uranium IR-2m centrifuges yang canggih ke fasilitas pengaya uranium bawah tanah di Natanz.

Rencana tersebut dipaparkan Teheran kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebagaimana dilansir dari Reuters, Kamis (18/2/2021).

IAEA melaporkan hal tersebut kepada negara-negara anggota.

“Iran mengindikasikan rencananya untuk memasang dua kaskade tambahan 174 IR-2m centrifuges di FEP (Natanz Fuel Enrichment Plant) untuk memperkaya hingga 5 persen U-235,” ujar IAEA dalam laporannya.

“Ini akan membuat jumlah kaskade IR-2m centrifuges baik yang direncanakan, dipasang, atau beroperasi di FEP menjadi enam,” imbuh IAEA.

Sebuah laporan IAEA pada 1 Februari mengatakan Iran telah membawa kaskade kedua IR-2m centrifuges yang telah beroperasi di FEP dan memasang dua lagi.

Reuters melaporkan, dalam kesepakatan nuklir Iran, Teheran hanya boleh memperkaya uranium FEP dengan IR-1 centrifuges generasi pertama yang jauh lebih tidak efisien.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, negaranya hanya akan menerima tindakan positif pihak lain terkait kesepakatan nuklir Iran.

Khamenei mengatakan hal tersebut dalam pidato yang disiarkan melalui televisi pada Rabu (17/2/2021).

Dia berujar, Iran telah banyak mendengar janji manis namun tetap dilanggar sebagaimana dilansir dari Al Jazeera.

"Kali ini hanya aksi. Jika kita melihat aksi dari pihak lain, kita juga akan bertindak. Republik Islam tidak akan puas dengan janji aksi," ujar Khamenei kepada masyarakat Tabriz.

Dia berpidato dalam peringatan terjadinya aksi protes pada 1978 yang dianggap sebagai salah satu peristiwa pemicu Revolusi Iran setahun kemudian.

Pada 2018, mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.

Setelah itu, Trump menerapkan kembali sanksi keras terhadap Teheran yang masih berlaku hingga saat ini.

Kesepakatan nuklir itu menawarkan keringanan sanksi sebagai imbalan atas pembatasan program nuklir Iran, yang diikuti oleh AS dan sejumlah negara lainnya.

Kini, Presiden AS Joe Biden mengatakan pihaknya ingin memulihkan kesepakatan bersejarah tersebut.

Namun, Biden berkeras kalau Iran harus kembali ke semua komitmen yang mulai dibatalkan pada 2019 sebelum sanksi dapat dicabut.

https://www.kompas.com/global/read/2021/02/18/160757270/iran-bakal-tambah-alat-canggih-untuk-pengayaan-uranium

Terkini Lainnya

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke