Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejumlah Perusahaan Besar Tarik Bantuan Dana Politik Partai Republik, Buntut Aksi Kekerasan di Gedung Capitol

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Partai Republik dihadapkan dengan reaksi keras sejumlah perusahaan besar, buntut dari peristiwa kekerasan di Washington yang menargetkan Gedung Capitol pada Rabu (6/1/2021).

Melansir BBC pada Selasa (12/1/2021), ada sekitar puluhan perusahan besar AS mengatakan bahwa mereka akan memutus kontribusi dalam kampanye politik Partai Republik yang memilih menentang kemenangan Joe Biden.

Perusahaan mengancam menarik bantuan dana politik, meliputi raksasa hotel Marriott, Citibank, dan perusahaan teknologi besar sekelas Google, dan banyak lagi daftarnya yang masih terus berkembang.

Sebagian perusahaan donatur sedangkan memikirkan kembali strategi keterlibatannya dalam partai Trump, setelah para pendukungnya menerobos masuk Gedung Capitol untuk menghentikan sertifikasi presiden terpilih Joe Biden, yang akibatnya 5 orang tewas.

Perusahaan donatur sering kali menggelontorkan uangnya secara besar-besaran kepada kedua belah partai Amerika.

Namun, sekarang tampaknya banyak dari mereka yang mempertimbangkan aliran dananya untuk Partai Republik.

Bisnis raksasa akuntansi Deloitte, perusahaan telekomunikasi AT&T, dan perusahaan kartu kredit American Express dan Mastercard, semua mengatakan akan menahan uang mereka.

"Kami akan terus menegakkan kebijakan komunitas kami dengan memblokir pihak dari kelompok kekerasan, ketika kami mengetahui keterlibatan tersebut," kata perusahaan Airbnb.

Sejumlah perusahaan tersebut bersumpah untuk "memperbarui kerangka kerjanya dan menahan dukungan kepada mereka yang memberikan suara menentang sertifikasi hasil pemilihan presiden”.

Produsen kartu ucapan Hallmark, yang merupakan perusahaan besar di Kansas telah menuntut pengembalian dana dari dua senator Republik negara bagian yang menentang hasil pemilu AS 2020.

Perusahaan raksasa kimia Dow melangkah lebih jauh dari banyak perusahaan, dengan mengumumkan akan menahan sumbangan dana untuk seluruh masa jabatan anggota parlemen Republikan, hingga 6 tahun.

Sedangkan, penangguhan dari perusahaan General Elektrik akan diberikan hingga 2022.

Setelah itu, dewan karyawan yang mengawasi komite aksi politiknya akan mempertimbangkan permintaan dukungan untuk anggota parlemen yang menentang sertifikasi "berdasarkan kasus per kasus".

Raksasa teknologi Amazon, Facebook, Google, Microsoft, dan Verizon bergabung dengan bank JPMorgan Chase dan Goldman Sachs untuk sementara menangguhkan semua bantuan dana politik.

Begitu pula jaringan Hilton Hotels, perusahaan jasa keuangan Charles Schwab, dan konglomerat manufaktur 3M.

Belum jelas spesifik dampak dari keputusan tersebut.

Kegiatan penggalangan dana saat ini sedang dalam masa jeda setelah pemilu, memberikan waktu bagi para pengusaha dan kelompok perdagangan untuk mencari tahu pendekatan mereka ke Partai Republik.

https://www.kompas.com/global/read/2021/01/12/143821270/sejumlah-perusahaan-besar-tarik-bantuan-dana-politik-partai-republik

Terkini Lainnya

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi 'Zero Conflict'

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi "Zero Conflict"

Global
Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Global
Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Global
AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

Global
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Global
Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Global
PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Global
[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

Global
Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Global
Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Global
Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke