Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PBB Minta Thailand Ubah Hukum Anti-Penghinaan Monarki “Lese Majeste”

JENEWA, KOMPAS.com - Badan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), meminta Thailand untuk mengubah undang-undang yang melarang penghinaan terhadap monarki atau lese majeste.

Hukum ini telah menjerat setidaknya 35 aktivis, salah satunya berusia 16 tahun, dalam beberapa pekan terakhir.

Melansir Reuters pada Jumat (18/12/2020), PBB mengatakan Thailand harus berhenti menggunakan undang-undang tersebut, termasuk menghentikan pidana serius lainnya terhadap pengunjuk rasa.

Thailand dituding melakukan tindak kriminalisasi yang melanggar kebebasan berekspresi.

Penuntutan atas hukum ini berhenti pada 2018, tapi prosesnya dimulai lagi saat demonstran menyerukan reformasi mengekang kekuasaan Raja Maha Vajiralongkorn.

Hal itu terjadi berbulan-bulan selama demonstrasi jalanan berlangsung. Mereka dinyatakan bersalah di bawah hukum penghinaan kerajaan, dan dituntut dengan hukuman 3-15 tahun penjara.

Juru bicara Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mencatat dakwaan lain juga diajukan terhadap pengunjuk rasa, yaitu terkait penghasutan dan pelanggaran kejahatan komputer.

"Kami menyerukan kepada Pemerintah Thailand, untuk menghentikan penggunaan berulang-ulang tuduhan kriminal serius terhadap individu," kata juru bicara Ravina Shamdasani dalam jumpa pers di Jenewa.

Ia menambahkan bahwa pengunjuk rasa menggunakan hak atas kebebasan berekspresi dan berkumpul secara damai.

Komisaris Tinggi HAM PBB, Michelle Bachelet, mendesak Thailand untuk mengubah undang-undang lese majeste, supaya hukum ini sejalan dengan hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Pemerintah Thailand tidak segera berkomentar ketika dihubungi oleh Reuters, dengan mengatakan perlu meninjau pernyataan kantor hak terlebih dahulu.

Protes yang dipimpin pemuda dimulai pada Juli. Tujuannya untuk menyerukan pencopotan Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha yang merupakan mantan pemimpin junta, dan untuk penyusunan konstitusi baru.

Mereka kemudian menyerukan reformasi monarki. Raja diminta untuk lebih bertanggung jawab di bawah konstitusi.

Demostrasi tersebut juga menuntut perubahan aturan yang memberi raja kendali atas keuangan kerajaan dan beberapa unit tentara.

https://www.kompas.com/global/read/2020/12/19/144811470/pbb-minta-thailand-ubah-hukum-anti-penghinaan-monarki-lese-majeste

Terkini Lainnya

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke