Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Media Asing Ramai Beritakan Josua Jual "Batu Meteor" Senilai Rp 26 Miliar

Sejumlah media asing memberitakan fenomena temuan "batu meteor" di Tapanuli Tengah itu, antara lain Daily Mail (Inggris), New York Post (Amerika Serikat), dan 7News (Australia).

Josua yang menemukan batu pada 1 Agustus sekitar pukul 16.00 WIB itu mengaku menjualnya dengan banderol Rp 200 juta, dan oleh pembelinya meteorit diklaim bernilai 1,4 juta poundsterling (Rp 26 miliar).

"Saya tidak tahu, kalau batu itu terjual dengan harga segitu. Karena saya hanya menjual batu sekitar Rp 200 juta lebih. Sekitar segitu. Untuk pastinya, biarlah menjadi rahasia saya," kata Josua saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan seluler, Rabu (18/11/2020).

Daily Mail dalam pemberitaannya berjudul "Indonesian man becomes an instant millionaire as meteorite worth £1.4m crashes through his roof" pada Selasa (17/11/2020) menuliskan kronologi temuan batu yang diduga jatuh dari luar angkasa itu dan serba-serbinya.

"Sebongkah batu, seberat 2,1 kg, meninggalkan lubang besar di atap dan jatuh terkubur sedalam 15 cm di tanah sebelah rumah," tulis Daily Mail.

Disebutkan pula oleh media online yang diluncurkan pada 2003 itu, bahwa meteorit murni termurah harga jualnya mencapai 0,5-5 dollar AS (Rp 7.000-70.000) per gram, dan varian terlangkanya bisa mencapai 1.000 dollar AS (Rp 14,18 juta) per gram.

"Diperkirakan batu itu berumur 4,5 miliar tahun dan diklasifikasikan sebagai Chondrite berkarbon CM1/2, varietas yang sangat langka, bernilai sekitar 1,85 juta dollar AS (Rp 26,2 miliar), atau 857 dollar AS (Rp 12,14 juta) per gram," lanjut Daily Mail.

Selain di Inggris, kisah Josua dan "batu meteor" juga jadi perbincangan di Amerika Serikat.

New York Post pada Rabu (18/11/2020) mengangkat kisahnya di artikel berjudul "Rare meteorite worth $2 million crashes through man’s roof".

Mengutip Kompas.com, media yang mulanya adalah koran harian di New York itu menuliskan bagaimana Josua menemukan batu meteor tersebut.

"Saat saya angkat, kondisi batu masih hangat lalu saya bawa masuk ke dalam rumah."

"Suaranya terdengar sangat keras sampai bagian rumah ikut bergetar. Dan setelah saya cari, rupanya atap seng rumah sudah bocor dan ada batu besar yang jatuh," kata Josua saat dihubungi Kompas.com melalui komunikasi seluler, Selasa (4/8/2020).

New York Post dan Daily Mail pun menceritakan bagaimana batu diduga meteor itu jatuh ke tangan pembeli bernama Jared Collins, WNA berdomisili di Bali, yang kemudian menyerahkannya kolektor meteorit di Indianapolis, AS, bernama Jay Piatek yang telah mengutusnya.

"Ponsel saya menyala dengan tawaran gila bagi saya untuk menuju pesawat dan membeli meteorit," kata Jared.

"Itu terjadi di tengah-tengah krisis Covid dan terus terang itu adalah dilema antara membelinya untuk diri saya sendiri atau bekerja dengan ilmuwan dan kolektor di AS."

Kemudian di pemberitaan media Australia 7News tak banyak berbeda dari Daily Mail dan New York Post.

Mengutip media Inggris The Sun dan Kompas.com, 7News menceritakan Josua yang kesehariannya membuat peti mati itu menjadi jutawan mendadak setelah kebunnya kejatuhan meteor.

"Pembuat peti mati Josua Hutagalung sedang bekerja di dekat rumahnya di Sumatra Utara ketika meteor berusia 4,5 miliar tahun jatuh," tulis 7News di artikelnya berjudul "Man becomes a multi-millionaire when a meteorite lands in his garden" pada 18 November.

7News lalu menjabarkan pengakuan Josua di Facebook, yang mengatakan dia terkejut tapi menganggapnya pertanda baik bagi keluarga.

Bedanya dengan Daily Mail dan New York Post, 7News mengungkap apa rencana Josua dengan ratusan juta uang yang diraupnya.

"Adapun rencana Hutagalung dengan uang itu sangat sederhana. Dia berkata ke The Sun bahwa dia berencana pensiun dari pekerjaan dan membangun gereja lokal untuk warga setempat," pungkas 7News mengakhiri artikelnya.

https://www.kompas.com/global/read/2020/11/19/180512970/media-asing-ramai-beritakan-josua-jual-batu-meteor-senilai-rp-26-miliar

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke