Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[Biografi Tokoh Dunia] Pablo Picasso Anak Seniman yang Diyakini Ibunya menjadi Orang Hebat

KOMPAS.com - Pablo Picasso adalah salah satu seniman terbesar abad ke-20, yang terkenal dengan lukisan seperti "Guernica" dan gerakan seni Kubisme.

Pablo Picasso memiliki nama lengkap yang sangat panjang, yaitu Pablo Diego José Francisco de Paula Juan Nepomuceno María de los Remedios Cipriano de la Santísima Trinidad Martir Patricio Clito Ruíz y Picasso.

Picasso lahir di Málaga, Spanyol, dan jika masih hidup, ia akan merayakan ulang tahunnya ke-139 tahun, pada 25 Oktober.

Ibu Picasso adalah Doña Maria Picasso y Lopez. Ayahnya adalah Don José Ruiz Blasco, seorang pelukis dan guru seni.

Sedari muda Picasso sudah terlihat sebagai seorang anak yang serius dan dewasa dalam melakukan sesuatu.

Picasso muda memiliki sepasang mata hitam yang tajam dan waspada, yang sepertinya menandai bahwa dia ditakdirkan untuk menjadi orang hebat.

“Ketika saya masih kecil, ibu saya berkata kepada saya, 'Jika kamu menjadi tentara, kamu akan menjadi seorang jenderal. Jika kamu menjadi seorang biarawan kamu akan menjadi paus,'” kenang Picasso saat itu seperti yang dilansir dari Biography pada 27 April 2017

"Sebaliknya, saya menjadi pelukis dan berakhir sebagai Picasso," ucapnya.

Picasso tumbuh besar dalam keluarga yang sederhana, tapi menjadi siswa yang luar biasa dalam menggambar di usia sangat muda.

Menurut cerita yang beredar, kata pertama yang diucapkan Picasso kecil adalah "piz, piz", ucapan anak kecil yang dimaksudkan untuk kata "lápiz", yang artinya pensil.

Kisah sekolah

Ayah Picasso mulai mengajarinya menggambar dan melukis sedari kecil. Kemudian, ketika dia masih berusia 13 tahun, tingkat keahliannya telah melampaui ayahnya.

Segera, Picasso kehilangan semua keinginan untuk melakukan tugas sekolah apa pun, dan memilih untuk menghabiskan hari-hari di sekolah dengan mencoret-coret di buku catatannya.

"Karena menjadi murid yang buruk, saya dihukum di 'calaboose' (penjara satu kamar), sel kosong dengan dinding bercat putih dan bangku untuk diduduki," kenangnya kemudian.

"Saya suka di sana, karena saya membawa serta buku sketsa dan menggambar tanpa henti...Saya bisa tinggal di sana selamanya, menggambar tanpa henti," ujar Picasso.

Pada 1895, ketika Picasso berusia 14 tahun, keluarganya pindah ke Barcelona, Spanyol, di mana dia dengan cepat mendaftar ke Sekolah Seni Rupa kota yang bergengsi.

Meskipun, biasanya sekolah itu hanya menerima beberapa siswa yang beberapa tahun lebih tua dari usia Picasso saat itu, ujian masuk Picasso sangat luar biasa, sehingga dia diberikan pengecualian dan diterima.

Namun demikian, Picasso yang merasa terkekang pada aturan dan formalitas Sekolah Seni Rupa yang ketat, mulai membolos untuk bisa menjelajahi jalanan Barcelona, membuat sketsa pemandangan kota yang dia amati.

Pada 1897, Picasso yang berusia 16 tahun pindah ke Madrid untuk menghadiri Royal Academy of San Fernando.

Namun, ia kembali menjadi frustrasi dengan fokus tunggal sekolahnya pada mata pelajaran dan teknik klasik.

Selama waktu ini, dia menulis kepada seorang teman, "Mereka terus-menerus membahas hal-hal lama yang sama, seperti Velázquez untuk melukis, Michelangelo untuk seni pahat."

Sekali lagi, Picasso mulai membolos kelas untuk menjelajahi kota dan melukis apa yang dia amati, di antaranya gipsi, pengemis, dan pelacur.

Pada 1899, Picasso pindah kembali ke Barcelona dan bertemu dengan kerumunan seniman dan intelektual yang bermarkas di sebuah kafe bernama El Quatre Gats ("The Four Cats").

Terinspirasi oleh kaum anarkis dan radikal yang dia temui di sana, Picasso membuat terobosan yang menentukan dari metode klasik, di mana dia telah dilatih, dan memulai apa yang akan menjadi proses eksperimen dan inovasi seumur hidup.

Karya maestro

Picasso tetap terkenal karena tak henti-hentinya menemukan kembali dirinya, beralih di antara gaya yang sangat berbeda secara radikal, sehingga karya tampaknya merupakan produk dari 5 atau 6 seniman hebat, bukan hanya satu.

Tentang kegemarannya terhadap keragaman gaya, Picasso menegaskan bahwa karyanya yang bervariasi tidak menunjukkan perubahan radikal sepanjang kariernya, melainkan dedikasinya untuk secara objektif mengevaluasi bentuk dan teknik yang paling sesuai untuk mencapai efek yang diinginkannya.

"Setiap kali saya ingin mengatakan sesuatu, saya mengatakannya dengan cara yang saya yakini harus saya lakukan," jelasnya.

"Tema yang berbeda pasti membutuhkan metode ekspresi yang berbeda. Ini tidak berarti evolusi atau kemajuan, ini masalah mengikuti ide yang ingin diungkapkan dan cara yang ingin diungkapkannya," ungkapnya.

Kritikus seni dan sejarawan biasanya membagi karier Picasso ke dalam periode yang berbeda. Pertama, berlangsung dari 1901 hingga 1904, dan disebut "Blue Period", setelah warna yang mendominasi hampir semua lukisannya selama bertahun-tahun ini.

Pada pergantian abad ke-20, Picasso pindah ke Paris, Perancis, pusat seni Eropa untuk membuka studionya sendiri.

Saat itu, ia merasa kesepian dan sangat tertekan atas kematian teman dekatnya, Carlos Casagemas. Sehingga, karyanya didominasi dengan lukisan pemandangan kemiskinan, isolasi dan kesedihan, hampir secara eksklusif dalam nuansa biru dan hijau.

Lukisan paling terkenal Picasso dari Blue Period, di antaranya "Blue Nude", "La Vie" dan "Old Guitarist", ketiganya diselesaikan pada 1903.

Pada 1905, Picasso telah mengatasi depresi yang sebelumnya melemahkannya, dan manifestasi artistik dari semangat Picasso yang meningkat adalah dengan pengenalan warna-warna yang lebih hangat, termasuk beige, pink dan merah, yang dikenal sebagai "Rose Period" (1904-1906).

Pada masa itu, diceritakan bahwa dia sedang jatuh cinta pada model cantik, Fernande Olivier, dia juga menjadi makmur berkat dukungan dengan pedagang seni Ambroise Vollard.

Lukisannya yang paling terkenal dari tahun-tahun itu, seperti "Family at Saltimbanques" (1905), "Gertrude Stein" (1905-06) dan "Two Nudes" (1906).

Dalam perjalanan kariernya, Picasso bersama teman sesama pelukis, Georges Braque, mepelopori gaya artistik "kubisme". 

Dalam lukisan Kubisme, objek dipecah dan disusun kembali dalam bentuk abstrak, menyoroti bentuk geometris kompositnya dan menggambarkannya dari berbagai sudut pandang simultan untuk menciptakan efek seperti kolase yang menentang fisika.

Sekaligus destruktif dan kreatif, Kubisme mengejutkan dan mempesona dunia seni.

Pada 1907, Picasso menghasilkan lukisan "Les Demoiselles d'Avignon" yang dianggap terinspirasi dari Kubisme.

Lukisan itu disebut menggambarkan 5 pelacur telanjang, yang disarikan dan didistorsi dengan fitur geometris tajam dan bercak biru, hijau, dan abu-abu.

Karya itu tidak seperti apa pun yang pernah dia atau orang lain lukis sebelumnya, dan sangat memengaruhi arah seni di abad ke-20.

"Itu membuatku merasa seolah-olah seseorang sedang meminum bensin dan menyemburkan api," kata Braque, menjelaskan bahwa dia terkejut saat pertama kali melihat "Les Demoiselles" karya Picasso.

Braque dengan cepat menjadi tertarik dengan kubisme, melihat gaya baru itu sebagai gerakan revolusioner.

Wanita dan asmara

Picasso memiliki hubungan dengan wanita yang tak terhitung jumlahnya, mulai dari pacar, gundik, dambaan, dan pelacur, tapi dia diketahui menikah 2 kali.

Dia menikahi balerina bernama Olga Khokhlova pada 1918, dan mereka bersama selama 9 tahun dan berpisah pada 1927.

Mereka memiliki seorang putra, Paulo.
Pada 1961, pada usia 79 tahun, ia menikah dengan istri keduanya, Jacqueline Roque.

Saat menikah dengan Khokhlova, dia telah mulai memiliki hubungan jangka panjang dengan Marie-Thérèse Walter dan memiliki seorang putri bernama Maya.

Walter bunuh diri setelah Picasso meninggal.

Di sela-sela pernikahan, pada 1935, Picasso bertemu Dora Maar, sesama artis, di lokasi syuting film Jean Renoir Le Crime de Monsieur, Lange yang dirilis pada 1936.

Setelah bertemu keduanya mulai menjalin hubungan yang romantis dan profesional.

Hubungan mereka berlangsung lebih dari satu dekade. Mereka berpisah pada 1946, setelah Picasso mulai berselingkuh dengan seorang wanita bernama Françoise Gilot.

Bersama Gilot, Picasso memiliki 2 anak, yaitu seorang putra bernama Claude dan putri bernama Paloma.

Mereka berpisah pada 1953. Gilot kemudian menikah dengan ilmuwan Jonas Salk, penemu vaksin polio.

Anak-anak

Picasso menjadi ayah dari 4 anak, yaitu Paulo, Maya, Claude, dan Paloma Picasso.

Putrinya Paloma ditampilkan di beberapa lukisan ayahnya dan menjadi desainer terkenal, membuat perhiasan, dan barang-barang lainnya untuk Tiffany & Co.

Kematian

Picasso meninggal pada 8 April 1973, pada usia 91, di Mougins, Perancis. Dia meninggal karena gagal jantung, yang dilaporkan saat dia dan istrinya, Jacqueline, sedang menjamu teman untuk makan malam.

Warisan

Dianggap radikal dalam karyanya, Picasso terus mengumpulkan penghormatan atas penguasaan teknis, kreativitas visioner, dan empati yang mendalam.

Bersama kualitas karya, membuat Picasso dianggap menjadi seniman yang revolusioner.

https://www.kompas.com/global/read/2020/10/24/155536170/biografi-tokoh-dunia-pablo-picasso-anak-seniman-yang-diyakini-ibunya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke