Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Setelah Melahirkan, Istri Terduga Teroris Asal Indonesia Berniat Meledakkan Diri di Filipina

MANILA, KOMPAS.com - Pemerintah Filipina mengatakan istri terduga teroris asal Indonesia, Andi Baso, yang tengah hamil berencana melakukan aksi bom bunuh diri setelah melahirkan.

Kepala Kepolisian Filipina, Jenderal Polisi Camilo Pancratius Cascolan mengatakan pada Senin (12/10/2020) bahwa Nana Isirani alias Rezky Fantasya Rullie alias Cici tengah hamil lima bulan dan masih berada di Sulu, Filipina selatan.

"Dia masih di (provinsi) Sulu. Kami masih harus mendapatkan hasil kewarganegaraannya, dan pada saat yang sama, kami masih harus mengambil beberapa informasi karena tentu saja itu bagian dari prosedur, dan kami harus menjaga kesehatan fisiknya,'' kata Cascolan dalam siaran pers.

Sebelumnya, pejabat militer setempat menyebut Nana S Isirani alias Rezky Fantasya Rullie alias Renzy Fantasya Rullie alias Cici sebagai warga negara Indonesia (WNI).

Pejabat militer setempat juga mengatakan Cici berencana melakukan aksi bom bunuh diri di Kota Zamboanga sebagai balas dendam atas kematian suaminya, Andi Baso.

Cici ditangkap bersama dengan dua perempuan lainnya yang teridentifikasi sebagai Inda Nhur dan Fatima Sandra Jimlani Jama.

Ketiganya diyakini sebagai istri dari anggota kelompok Abu Sayyaf yang ditangkap di Barangay San Raymundo di Jolo, Sulu, Sabtu (10/10/2020).

Konsul Jendreal Indonesia di Filipina menyatakan masih kesulitan mendeteksi identitas Cici sebagai WNI karena masih belum mendapat akses wawancara langsung.

Sebelumnya, pemerintah Filipina juga menyebut dugaan dua perempuan WNI lain yang terlibat aksi teror.

Di Indonesia, sebuah laporan menyebutkan perempuan yang ditahan karena terlibat aksi teroris meningkat delapan kali lipat dalam lima tahun terakhir.

Menyita bahan peledak

Pejabat Filipina mengatakan dalam penangkapan Cici tersebut, petugas menyita dua pipa tabung, satu baterai 9 volt, satu tombol saklar, satu kabel yang diduga untuk detonator, satu klip batere, dan satu rompi.

Kekuatan bom yang diperkirakan sama kuat dengan ledakan bom bunuh diri di dua lokasi pada 24 Agustus lalu di Filipina.

Cici juga disebut sebagai istri dari Andi Baso alias Amin Baso yang tewas dalam baku tembak pasukan keamanan Filipina, akhir Agustus.

Rencana aksi Cici ini diduga untuk membalas dendam kematian suaminya.

Apa tanggapan KJRI di Davao, Filipina?

Sementara itu, Konsul Jenderal RI di Kota Davao, Dicky Fabrian, mengatakan pihaknya masih belum dapat memastikan Cici berkewarganegaraan Indonesia, karena belum diberi akses aparat keamanan setempat untuk bertemu dengan Cici.

"Kami tidak punya dokumen yang lengkap atau dokumen yang kita miliki bahwa yang dikatakan aparat keamanan Filipin itu, atas nama Cici, itu betul-betul WNI. Jadi sampai sekarang kami tak punya data dukung, bahwa memang bersangkutan betul-betul WNI," kata Dicky kepada BBC News Indonesia, Senin.

Hal ini termasuk suami dari Cici yang disebut-sebut pejabat militer Filipina sebagai WNI.

"Nah, yang Andi Baso ini juga kami tidak punya dokumen bahwa Andi Baso adalah betul-betul WNI. Jadi, tadi saya sudah bilang kemungkinan masuknya mereka ke Filipina, itu tidak melalui prosedur resmi," tambah Dicky.

Sejauh ini, kata Dicky, tantangan yang dihadapi perwakilan Indonesia di Filipina terkait pendataan karena mereka yang berniat "jihad" di Filipina kemungkinan akan menghilangkan jejak identitas diri.

"Ini niatnya kan untuk 'jihad', jadi data mereka, kalau mereka datang itu mungkin sudah dihilangkan dengan sendirinya, jadi kesulitan kita untuk melakukan kroscek ke mereka, apalagi sampai saat ini kita belum dapat akases untuk bertemu," kata Dicky.

https://www.kompas.com/global/read/2020/10/13/162803870/setelah-melahirkan-istri-terduga-teroris-asal-indonesia-berniat

Terkini Lainnya

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke