Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Dokter di India yang Mengaku Kelelahan, 6 Bulan Penuh Bertarung Lawan Covid-19

NEW DELHI, KOMPAS.com – Para dokter di salah satu rumah sakit (RS) swasta rujukan virus corona di India mengaku kelelahan karena bertarung dengan Covid-19 selama enam bulan tanpa henti.

Rumah sakit tersebut juga mengaku kekurangan tenaga medis dan staf sebagaimana dilansir dari Asia One, Selasa (8/9/2020).

Pemerintah India di bawah Perdana Menteri  memberi lebih banyak kelonggaran karantina dengan membuka kembali perekonomian.

India telah menerapkan karantina selama tiga bulan untuk menekan penyebaran virus corona pada awal-awal pandemi.

Namun setelah pengangguran melonjak dan perekonmiannya anjlok, India memutuskan untuk melonggarkan karantina.

Pada Senin (7/9/2020), India melampaui Brasil sebagai negara yang memiliki jumlah kasus terinfeksi virus corona terbanyak kedua di dunia.

Jumlah kasus Covid-19 di India telah bertambah sebanyak 90.802 kasus sebagaimana dilansir dari Associated Press pada Senin.

Dengan penambahan tersebut, kini India mencatatkan total kasus virus corona sebanyak 4,2 juta kasus.

Rumah sakit di ibu kota berada di bawah tekanan tambahan karena pasien dari negara bagian lain pergi ke ibu kota untuk mencari perawatan kesehatan yang lebih baik.

Di RS Max Smart Super Speciality, unit perawatan intensif (ICU) khusus Covid-19 sebanyak 32 tempat tidur dilaporkan selalu penuh.

Pasien yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan segera dipindahkan ke bangsal lain untuk mengosongkan ventilator.

“Setiap orang kelelahan mental. Ini membutuhkan perhatian dan perawatan yang berkelanjutan,” kata seorang dokter di ICU Ronak Mankodi sebagaimana diwartakan Asia One.

Direktur Perawatan Kritis RS Max Smart Super Speciality, Arun Dewan, mengatakan salah satu tantangan terbesar adalah mengistirahatkan stafnya setelah dirotasi setelah dua pekan berhadapan dengan virus corona yang melelahkan.

“Kami hanya memiliki segelintir orang yang dapat kami rotasi,” kata Dewan.

Data dari Indian Medical Association (IMA), asosiasi dokter di India, menunjukkan hampir 200 dokter di India telah meninggal akibat virus corona.

“Kebanyakan dari mereka berusia di atas 50 tahun.” kata Sekretaris Jenderal IMA, RV Asokan.

Tingkat kematian dokter di India sekitar 8 persen lebih tinggi dari pada populasi umum. Dokter keluarga, titik kontak pertama bagi pasien, juga sangat berisiko.

Seorang dokter ICU di sebuah RS di New Delhi, Sunil Khandelwal, sedang melakukan rotasinya yang keempat.

Dia sempat terinfeksi virus corona pada rotasinya yang kedua dan itu mengharuskannya dirawat di RS.

“Saya juga takut seperti pasien,” kata Khandelwal.

Meskipun tidak membutuhkan oksigen atau ventilator ketika dirawat, dia mengatakan pengalaman itu membuatnya tertekan.

Namun dia hanya punya sedikit waktu untuk istirahat sebelum kembali bekerja.

"Kami kelelahan dengan ini, tetapi kasusnya meningkat secara eksponensial, itulah mengapa kami tetap bekerja. Kami adalah dokter dan kami harus melakukan ini,” sambung Khandelwal.

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/08/090349970/cerita-dokter-di-india-yang-mengaku-kelelahan-6-bulan-penuh-bertarung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke