Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tiga Dekade Upaya Damai untuk Palestina yang Gagal, Ke Mana Para Pemimpinnya?

RAMALLAH, KOMPAS.com - Tiga dekade sudah upaya perdamaian untuk Palestina gagal. Selama itu, Palestina tidak pernah menghadapi sikap bermusuhan terhadap AS, melihat Israel yang lebih percaya diri atau pun komunitas internasional yang lebih ambivalen.

Meski harapan mereka menjadi negara berdaulat tidak pernah redup, tidak ada indikasi kepemimpinan mereka yang menua akan berubah arah.

Melansir Associated Press, Presiden Mahmoud Abbas tetap berkomitmen pada strategi yang sama yang dia lakukan selama beberapa dekade - mencari dukungan internasional untuk menekan Israel agar menyetujui negara Palestina di Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur, tanah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah pada 1967.

Namun keputusan Uni Emirat Arab baru-baru ini membangun hubungan diplomatik dengan Israel, dianggap 'menusuk' Palestina dari belakang. 

Negara-negara Arab lain diharapkan mengikuti jejak UEA, memberi dukungan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bahwa Israel bisa berdamai dengan tetangga Arabnya tanpa ada konsesi apapun kepada Palestina. 

Kesepakatan UEA-Israel juga telah menghidupkan kembali rencana Timur Tengah yang dirancang Presiden Donald Trump.

Suatu rencana yang menguntungkan Israel dan ditolak mentah-mentah oleh Palestina. Kebijakan itu akan terus berjalan jika pada pilpres AS besok, Trump kembali menjabat.


Sementara menurut Dr Yoyo, M.A, akademisi dan peneliti aktif Kajian Timur Tengah dari Departemen Bahasa dan Sastra Arab, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, hubungan diplomatik sebenarnya adalah hal yang wajar.

"Israel sebelumnya juga sudah pernah menjalin (hubungan) diplomatik dengan Mesir, Yordan, Tunisia dan Maroko. Hubungan diplomasi itu wajar, ada profit ekonomi, sesuatu yang wajar. Indonesia sendiri pernah punya inisiasi ke sana, menurut Gus Dur kalau ada keuntungan ekonomi kenapa tidak. Tapi, karena mendukung Palestina sebagai negara berdaulat maka Indonesia memilih tidak menjalin hubungan diplomatik (dengan Israel)."

Para pemimpin Palestina mengatakan Israel masih membutuhkan tanda tangan mereka jika ingin menyelesaikan konflik, suatu hal yang membuat Jared Kushner, menantu sekaligus penasihat Trump, agak frustrasi dalam menyelesaikan arsitek rencana aneksasi.

"Ada asumsi yang salah bahwa Palestina (akan) dikalahkan, dan mereka harus menerima fakta kekalahan mereka," kata Hanan Ashrawi, seorang pejabat senior Palestina.

"Warga Palestina bersedia, generasi demi generasi, untuk melanjutkan perjuangan mereka sampai kami mendapatkan hak kami."

https://www.kompas.com/global/read/2020/08/27/111804670/tiga-dekade-upaya-damai-untuk-palestina-yang-gagal-ke-mana-para

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke