LONDON, KOMPAS.com - Misteri asal-usul batu berusia 5.000 tahun yang tersusun di Situs Warisan Dunia Unesco, Stonehenge, akhirnya terpercahkan setelah para peneliti melakukan pengujian geokimia.
Melansir New York Post pada Rabu (29/7/2020), Ahli geomorfologi University of Brighton, Inggris, David Nash dan rekan-rekannya telah mengidentifikasi 50 dari 52 batu besar atau disebut dengan sarsen.
Para peneliti mengumumkan pada Rabu (29/7/2020) bahwa identifikasi asal-usul sarsen dilakukan dengan menganalisis komposisi kimia batu hingga 15 mil (25 kilometer) dari monumen di West Wood, Wiltshire.
Penemuan Nash dan timnya didasarkan pada analisis fragmen batu sarsen yang dihilangkan dari Stonehenge pada akhir 1950-an selama upaya konservasi.
Potongan diekstraksi ketika konservator memasang batang logam untuk menstabilkan megalit yang retak.
Fragmen itu pada awalnya diberikan sebagai suvenir kepada Robert Phillips, seorang pria yang bekerja untuk perusahaan yang melakukan upaya stabilisasi megalit Stonehenge.
Phillips membawa batu itu bersamanya ketika dia bermigrasi ke Amerika Serikat (AS). Dia kemudian mengembalikan batu itu ke Inggris untuk penelitian pada 2018, sebelum meninggal pada awal tahun ini.
Dengan otoritas yang melarang pengujian destruktif di situs Stonehenge, suvenir lama itu adalah contoh penting bagi para peneliti yang memberi mereka kesempatan untuk melacak unsur geokimia sarsen.
"Saya harap apa yang kita temukan akan memungkinkan orang untuk memahami lebih banyak tentang upaya besar yang dilakukan dalam membangun Stonehenge," kata Nash.
Sarsens didirikan di Stonehenge pada 2500 SM, dengan yang ukuran tertinggi mencapai 30 kaki (9,1 meter) dan terberat 30 ton.
Stonehenge juga mengandung batuan yang lebih kecil, yang dikenal dengan bluestone.
Batu-batu bluestone itu telah ditelusuri kembali ke Pembrokeshire di Wales, sekitar 150 mil (250 kilometer) jauhnya.
“Batu-batu sarsen membentuk lingkaran luar ikonik dan berada dalam posisi trilithon (dua batu vertikal dengan ambang horisontal di atasnya) di Stonehenge. Mereka luar biasa,” kata Nash.
Para peneliti sekarang akan berusaha memahami bagaimana sarsen dipindahkan dari Wiltshire ke Stonehenge. Diyakini mereka ditarik dengan sistem seperti kereta luncur.
"Bagaimana mereka dipindahkan ke situs masih benar-benar menjadi subjek spekulasi," ujarnya.
"Mengingat ukuran batunya, mereka pasti diseret atau dipindahkan dengan roller ke Stonehenge. Kami tidak tahu rute yang tepat, tetapi setidaknya kami sekarang memiliki titik awal dan titik akhir," tambahnya.
https://www.kompas.com/global/read/2020/07/30/233954970/bagaimana-asal-usul-batu-stonehenge-akhirnya-peneliti-memecahkannya