WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sekelompok senator Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik pada Selasa (28/7/2020), meningkatkan tekanan terhadap TikTok, karena mengkhawatirkan adanya ancaman dari aplikasi video asal China ini yang akan iktu campur dalam pemilihan presiden AS.
Mengutip dalam surat Marco Rubio, Tom Cotton, dan anggota parlemen lainnya pada Selasa (28/7/2020), para senator menduga adanya penyensoran oleh TikTok atas konten sensitif, seperti video yang mengkritik perlakuan China terhadap kelompok minoritas Uighur, serta dugaan upaya Beijing untuk memanipulasi diskusi politik pada aplikasi media sosial.
"Kami sangat khawatir terhadap (Partai Komunis China) yang dapat menggunakan kontrolnya terhadap TikTok untuk mengubah atau memanipulasi percakapan (politik) untuk menabur perselisihan di antara orang Amerika dan untuk mencapai hasil politik yang dimau," pernyataan yang ditulis oleh anggota parlemen dalam surat untuk kantor Direktur Intelijen Nasional (ODHI), sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS), dan direktur Biro Investigasi Federal (FBI).
Melansir Reuters pada Rabu (29/7/2020), seorang juru bicara dari perusahaan TikTok mengatakan bahwa TikTok tidak "terlibat" dalam berita politik, hanya "proaktif berinvestasi untuk mengamankan aplikasi", dan hanya mengambil kesan dari pengalaman dalam pemilihan presiden yang sudah berlangsung.
"TikTok sudah memiliki kebijakan ketat terhadap disinformasi, dan kami tidak menerima iklan politik," kata perwakilan orang dari TikTok tersebut.
Perwakilan TikTok itu menambahkan bahwa kebijakan dalam konten dan modernisasi dilakukan oleh dipimpinan oleh tim yang berbasis di California, yang tidak dipengaruhi oleh pemerinyah asing mana pun."
FBI dan DHS tidak memberikan komentar terhadap tudingan tersebut, sementara seorang pejabat ODNI telah mengkonfirmasi penerimaan surat itu dan mengatakan "kami akan merespons yang sesuai."
Anggota parlemen yang bergabung dalam Partai Republik, Ted Cruz, Joni Ernst Thom Tilis, Kevin Cramer, dan Rick Scott, meminta para pejabat untuk mengatakan bahwa Beijing dapat memperkuat pandangan politik tertentu dan melakukan operasi untuk mempengaruhi melalui aplikasi populernya, TikTok, yang dimiliki Beijing ByteDance Technology Co.
"Jika muncul bukti gangguan PKC (Partai Komunis China) terhadap pemilihan presiden melalui TikTok, apakah ByteDance layak untuk diberi sanksi?" hal yang menjadi pertanyaan anggota parlemen tentang pengaruh terhadap pemilihan presiden AS.
TikTok saat ini menjadi polemik baru antara hubungan pemerintahan AS dan China yang tengah bersitegang atas masalah pandemi Covid-19 dan langkah Beijing terhadap pengekangan kebebasan di Hong Kong.
Bulan ini, Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows mengatakan, sudah semakin dekat untuk mengambil langkah mengatasi risiko keamanan nasional yang ditimbulkan oleh TikTok.
Jumlah suara dari jajak pendapat Trump telah merosot, saat ini dalam persiapan menghadapi lawan politiknya dari Partai Demokrat, Joe Biden dalam pemilihan November mendatang.
Pada 2019, laporan jaksa penuntut khusus Robert Mueller menemukan kasus ekstensif campur tangan Rusia yang menguntungkan kampanye Trump dalam pemilu 2016.
https://www.kompas.com/global/read/2020/07/29/130418270/partai-pendukung-trump-khawatirkan-tiktok-ganggu-suara-pemilihan-presiden