Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jalankan Aturan Kolonial Brutal di Kongo, Patung Raja Belgia Leopold II Dirusak

Leopold menguasai Kongo Belgia, kini Republik Demokratik Kongo, pada 1885 dan 1908 serta menjadikannya sebagai properti pribadi.

Dalam kurun waktu itu, dia menerapkan kerja paksa untuk mengeksploitasi cadangan karet, di mana jutaan orang tewas, dan dianggap sebagai genosida.

Perusakan patung Raja Leopold II di Antwerp itu merupakan imbas di tengah gerakan Black Lives Matter, buntut kematian George Floyd di Minneapolis, AS.

Dalam keterangan pemerintah kota, patung itu akan diturunkan untuk direstorasi karena dirusak. Namun, kemungkinan tak akan dipasang di tempat yang sama.

Sejumlah patung raja yang memerintah Belgia antara 1865 sampai 1909 itu adalah bagian dari gerakan anti-rasisme yang masuk ke Eropa.

Juru bicara wali kota, Bart de Wever, mengatakan patung tersebut menjadi target vandalisme serius pekan lalu, dan harus direstorasi oleh pakar.

Dia menerangkan, patung itu tidak akan ditempatkan lagi ke asalnya dikarenakan rencana renovasi yang bakal digelar 2023 mendatang.

"Kemungkinan patung itu akan menjadi koleksi museum," jelas De Wever sebagaimana diberitakan Daily Mail pada Selasa (9/6/2020).

Pernyataan itu dibenarkan juru bicara Museum Middelheim. Mereka berujar akan merestorasi patung tersebut sebelum memutuskan apa yang akan mereka lakukan.

Leopold II, putra dari Raja Leopold I dan Louise dari Orleans, dihormati dengan sejumlah momumen karena memerintah jauh lebih lama dari raja mana pun di Belgia.

Namun, eksplorasinya akan Negara Bebas Kongo dianggap sangat brutal pada masa itu, dengan jutaan orang tewas karena pemerintahannya.

Sang Raja Belgia disebutkan mereguk untung besar, dengan banyak rakyat negara itu terbunuh atau mendapat siksaan luar biasa saat mengerjakan kebun karetnya.

Warga yang gagal memenuhi target entah tangannya dipotong atau istri mereka ditahan hingga berhasil mendapatkan produksi yang diinginkan.

Penjarahan sumber daya itu juga meliputi gading, tembaga, dan berlian. Bahkan, Leopold disebutkan mengimpor beberapa orang lokal.

Mereka akan dibawa ke negeri coklat, di mana mereka bakal dipamerkan di "kebun binatang manusia" yang berada di Belgia.

Sejarawan AS, Adam Hochschild, mengklaim dalam bukunya, King Leopold's Ghost, sebanyak 10 juta rakyat tewas karena kebrutalannya.

Eksploitasi tersebut memang membuat Brussels, kaya raya. Namun di sisi lain memunculkan isu hak asasi manusia terbesar pada masanya.

https://www.kompas.com/global/read/2020/06/09/232453770/jalankan-aturan-kolonial-brutal-di-kongo-patung-raja-belgia-leopold-ii

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke