Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Diminta Menguji Jamu Covid-19 Temuannya, Presiden Madagaskar Merasa Diremehkan

"Jika bukan Madagaskar, dan jika itu adalah negara Eropa yang benar-benar menemukan obat ini, apakah akan ada banyak keraguan? Saya kira tidak," katanya dikutip dari AFP.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah berulang kali memperingatkan, Covid-Organics jamu yang diyakini Rajoelina ampuh mengobati virus corona, belum diuji secara klinis.

Minuman herbal ini berbahan dasar artemisia, tanaman untuk mengobati malaria, beserta ramuan organik lainnya.

"Ilmuwan Afrika.. tidak boleh diremehkan," katanya kepada France24 dan Radio France International (RFI).

"Saya pikir masalahnya adalah (minuman) itu berasal dari Afrika dan mereka tidak bisa mengakui... bahwa negara seperti Madagaskar... hadir dengan formula ini untuk menyelamatkan dunia," ucap Rajoelina yang meyakini Covid Organics bisa menyembuhkan pasien dalam 10 hari.

Guinea Ekuatorial, Guinea-Bissau, Niger, dan Tanzania telah menerima pengiriman barang ini, yang diluncurkan bulan lalu.


"Tidak ada negara atau lembaga yang dapat menghalangi kami untuk maju," tegas Rajoelina dalam menanggapi kekhawatiran WHO.

Dia mengatakan, bukti kemanjuan ramuan itu adalah di "kesembuhan orang Madagaskar."

Hingga Senin (11/5/2020) Madagaskar telah melaporkan 183 kasus Covid-19 dengan 105 pasien sembuh, tanpa satu pun kematian.

"Pasien yang pulih disembuhkan oleh Covid-Organics saja," kata presiden.

Ia menyebut obat ini sebagai "obat tradisional yang ditingkatkan".

Rajoelina juga menambahkan, bahwa Madagaskar tidak melakukan uji klinis tetapi "pengamatan klinis" sesuai arahan WHO.

https://www.kompas.com/global/read/2020/05/12/075032170/diminta-menguji-jamu-covid-19-temuannya-presiden-madagaskar-merasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke