Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Perjalanan Paris Baguette, Toko Roti Asal Korsel Hadir Saat Pandemi

Kompas.com - 29/09/2023, 19:07 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

Kisah sukses Paris Baguette di awal perjalanannya tak lantas memudahkan segala hal bagi Gabrielle ketika membawa merek ini ke Indonesia.

Pasalnya, Paris Baguette Indonesia lahir ketika pandemi Covid-19, di saat banyak bisnis makanan terhambat hingga gulung tikar.

Gabrielle melihat celah lain. Pertumbuhan kultur pop Korea dan K-Waves menjadi nilai tambah, meneguhkan keyakinannya akan bisnis ini.

"Banyak penggemar drama korea sudah mengenali brand Paris Baguette sehingga hal ini pun berdampak positif pada kehadirannya di Indonesia," ungkap dia.

Hasil nyata mulai nampak dengan menghadirkan sembilan gerai dalam kurun waktu dua setengah tahun.

"Peluang untuk bertumbuh masih besar, terutama untuk mendekatkan layanannya ke pasar yang lebih luas," lanjut Gabrielle.

Perkembangan bisnis cafe bakery ini dilihatnya makin positif setelah memasuki masa endemi seperti saat ini.

Kegiatan ekonomi perlahan pulih, terbukti dari penjualan Paris Baguette yang cukup positif, baik pembelian di tempat maupun daring.

Lebih dari empat juta roti, kue, dan pastry sudah terjual selama lebih dari dua tahun belakangan.

Harganya berkisar Rp 18.000 hingga Rp 60.000 untuk roti, Rp 20.000 hingga Rp 40.000 untuk pastry, dan Rp 40.000 hingga Rp 60.000 untuk kue potong.

Tidak lupa sebanyak whole cake dan roll cake yang dijual berkisar Rp 200.000 hingga Rp 439.000.

Sementara untuk sandwich, terdiri dari 14 jenis dengan harga Rp 36.000 hingga Rp 90.000, serta 20 macam hot meal seharga Rp 70.000 hingga Rp 125.000 per satuan.

Ekspansi Paris Baguette di Indonesia

Paris Baguette Indonesia merilis enam varian kue terbaru pada Jumat (14/7/2023). Kompas.com/Krisda Tiofani Paris Baguette Indonesia merilis enam varian kue terbaru pada Jumat (14/7/2023).

Ribuan produk roti, kue, pastry, dan hot meal diproduksi Paris Baguette Indonesia setiap hari.

Kuantitas tidak menjadi fokus utamanya. Kualitas merek melalui produk yang dijual justru tidak kalah penting.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com