Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Loloh Cemcem, Minuman Bali dari Daun Kedondong Hutan

Kompas.com - 29/08/2023, 16:12 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Loloh cemcem dijadikan welcome drink begitu tiba di Restoran Bali Timbungan.

Minuman ini berwarna hijau, aroma daunnya sangat kuat, sedikit asam, dan didominasi rasa asin.

Santhi Serad, pelaku pelestari kuliner nusantara, menyampaikan bahwa loloh cemcem merupakan jamu asal Bali yang dibuat dari daun pidu. 

"Loloh cemcem itu dibuat dari daun-daunan, namanya daun pidu. Dicampur dengan beberapa daun itu ada rasa asam-asamnya," kata Santhi saat ditemui Kompas.com usai konferensi pers Bali Timbungan Mahakam pada Senin (28/8/2023).

Ia mengatakan, loloh cemcem biasanya dijual di pasar tradisional Bali. Namun, saat ini sudah  tak banyak yang menjualnya.

Menurut buku "Lawan Diabetes Melitus Dengan Kedondong Hutan" (2021) oleh Wawan Sujarwo, Ary Prihardhyanto Keim, dan Fitriana Hayyu Arifah terbitan Pbk, loloh cemcem berasal dan terkenal di Desa Penglipuran, Bali. dibuat dari sejenis daun kedondong hutan.

Sebuah cerita rakyat menyebut asal-usul minuman ini dimulai ketika petani yang haus meminum air kelapa dengan campuran daun cemcem, cabai, dan garam.

Potongan bambu dijadikan wadah layaknya gelas, lalu dimasukkan daun cemcem, cabai, dan sedikit garam dan ditumbuk dengan kayu.

Air hasil tumbukan daun cemcem kemudian dicampur dengan air kelapa dan dipercaya sebagai minuman sehat untuk menyembuhkan penyakit. 

"Rata-rata minuman berwarna hijau itu antioksidannya tinggi dan bisa menurunkan tekanan darah biasanya kalau dibuat dari daun-daunan," kata Santhi.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Loloh cemcem dijual 

Loloh cemcem, jamu berbahan dasar daun cemcem dengan rasa unik khas Desa Penglipuran, Bali. Sonora Bali/Joni Putra Loloh cemcem, jamu berbahan dasar daun cemcem dengan rasa unik khas Desa Penglipuran, Bali.

Ibu Kunil diketahui sebagai pelopor penjual loloh cemcem di Bali. Ia memulainya pada 1985 dengan menawarkan jamu ini pada para tetangga.

Desa Penglipuran yang menjadi desa terbersih di Indonesia saat itu menarik perhatian banyak orang.

Daerahnya dikenal sebagai desa wisata budaya dengan menonjolkan arsitektur bangunan dan hutan bambu melegenda.

Waktu tersebut membuka kesempatan bagi minuman tradisonal loloh cemcem dikenal banyak orang dari luar Desa Penglipuran.

"Kebanyakan dijual oleh ibu-ibu di dalam botol bekas air mineral. Loloh cemcem itu encer, bukan seperti jamu kental," ujar Santhi.

Baca juga:

Buku "" (2021) oleh Wawan Sujarwo, Ary Prihardhyanto Keim, dan Fitriana Hayyu Arifah terbitan Pbk tersedia online di Gramedia.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com