Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usaha Bungkus Makanan Kalika Beeswax, Pakai Lilin Lebah Hutan Liar NTT

Kompas.com - 05/08/2022, 14:08 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lama menetap di luar negeri, membuat Nina Widjaja dan Reky Martha miris akan masalah sampah di Indonesia.

Satu hal menjadi perhatian mereka adalah tingginya konsumsi plastik yang berakhir di tempat pemrosesan akhir (TPA), hingga berujung di lautan karena sulit terurai.

Indonesia sendiri tercatat sebagai penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia, seperti dikutip dari berita Kompas.com yang tayang Minggu (19/8/2018). 

Keduanya lantas tergerak mencari dan mendapatkan alternatif plastik yang ramah lingkungan. Namanya beeswax wrap.

Nina dan Reky fokus membuat beeswax wrap sebagai pembungkus makanan pengganti plastik dengan slogan "Keep Your Food Fresh Longer."

Pemungkus makanan ramah lingkungan ini mulai dijual dengan merek Kalika Beeswax Foodwrap pada akhir 2017.

Nina menyampaikan, pembuatan beeswax ini tidak hanya berfokus pada hasil akhir, melainkan turut memerhatikan asal bahan yang digunakan.

Ada empat bahan untuk membuat beeswax foodwrap ini, yaitu katun, resin pohon pinus, minyak kelapa, dan lilin lebah.

 Beeswax wrap KALIKA untuk membungkus makanan. DOK. KALIKA Beeswax Foodwrap Beeswax wrap KALIKA untuk membungkus makanan.

Beeswax atau lilin lebah yang ia gunakan, diambil langsung dari pengumpul madu liar di Nusa Tenggara Barat (NTT).

"Waktu itu kami main sama teman-teman di Sumatera dan NTT dengan komunitas yang masuk ke dalam hutan dan mengambil madu," ujar Nina saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/8/2022).

Letak sarang lebah berada di atas pohon. Pengumpul madu liar harus memanjat untuk mendapatkan madu. Setelah mendapat madu, sarang lebah dibiarkan terjaga di atas.

"Cara mengambilnya yang bertanggung jawab. Hanya saja, kebanyakan dari mereka itu tidak mengerti ada value lebih dari sarang madu," lanjutnya.

Padahal menurut Nina, bekas perasan atau sarang madu masih bisa dimurnikan untuk dijadikan lilin lebah, bahan baku utama beeswax wrap.

Sejak itu, KALIKA bekerja sama sekaligus mengedukasi para pengumpul madu liar untuk mengolah sisa perasan menjadi lilin lebah.

"Kalau cari beeswax asal, kadang beeswax-nya sudah tidak murni, tidak tau ada campuran apanya," kata Nina.

"Jadi kami langsung cari dari sumbernya, mereka juga mengambilnya secara sustainable dan bertanggung jawab," jelas Nina.

Baca juga:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com