KOMPAS.com – Tempe merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang berhasil mendunia. Makanan hasil fermentasi kedelai ini dikenal memiliki segudang manfaat kesehatan.
Karena popularitasnya tersebut, Forum Tempe Nasional pada 2013 pun mengajukan tanggal 6 Juni untuk menjadi Hari Tempe Nasional.
Tanggal yang jatuh pada hari ini juga bertepatan dengan hari kelahiran Presiden Soekarno.
Tempe memang jadi salah satu makanan favorit presiden pertama Republik Indonesia tersebut.
Berikut ini beberapa fakta menarik soal tempe, untuk dapat mengenal tempe lebih baik:
Baca juga: 7 Makanan Kesukaan Soekarno, dari Tempe sampai Pais Ikan
Istri Soekarno, Fatmawati, menceritakan bahwa tempe merupakan salah satu makanan kesukaan Bung Karno.
Hal itu tertera dalam buku berjudul Fatmawati: Catatan Kecil Bersama Bung Karno.
Hal tersebut juga tertera dalam buku Hariyatie, Soekarno The Hidden Story (2001) melalui catatan dari istri Soekarno lainnya, Hariyati. Ia menyebut bahwa Soekarno menyukai tempe bacem.
Baca juga: 7 Makanan Kesukaan Soekarno, dari Tempe sampai Pais Ikan
Tempe merupakan salah satu superfood. Pasalnya, tempe merupakan sumber protein yang bergizi, ramah lingkungan, dan juga terjangkau.
Menurut Co Founder Tempe Movement Driando Ahnan Winarno, kandungan protein pada tempe tidak jauh berbeda dengan daging sapi.
Tempe juga ramah lingkungan karena diproduksi dengan energi manusia. Harganya yang terjangkau juga membuat tempe mudah diperoleh oleh siapa saja.
Baca juga: Cara Membuat Tempe untuk Pemula ala Tempe Movement
"Protein tempe dan daging sapi itu sama atau bisa lebih tinggi, level energinya sama, lemak jenuhnya jauh lebih rendah, kandungan garamnya jauh lebih rendah, kandungan seratnya jauh lebih tinggi," kata Driando.
"Kandungan kalsiumnya ternyata lebih tinggi, kandungan zat besinya setara," lanjutnya.
Ia juga menyebutkan kandungan vitamin B12 yang biasanya didapat dari sumber hewani tapi ada di tempe dan kadang belum tentu ada di daging sapi.
Sejarah tempe bisa dirunut jauh hingga zaman kerajaan Nusantara.
Menurut peneliti pusat studi pangan dan gizi Universitas Gadjah Mada, Murdijati Gardijito, tempe asli diciptakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia.
Ia menyebut bahwa keberadaan tempe bahkan telah tercatat dalam naskah Jawa Kuno, tepatnya di Serat Centhini.
Naskah kuno tersebut dibuat pada abad ke-19. Tempe dijelaskan dalam lebih kurang lima jilid dari total 12 jilid Serat Centhini.
Dalam Serat Centhini, tercantum juga naskah yang menceritakan sambal tempe, tempe goreng, dan tempe bacem.
Ada juga cerita tentang tempe mentah yang disantap bersama kecambah serta sambal dari parutan kelapa.
Baca juga: Sejarah Tempe, Superfood dari Indonesia
Namun sayangnya tidak ada catatan tanggal dan tahun kapan tepatnya tempe diciptakan dan dinikmati oleh masyarakat Jawa.
Namun yang jelas, tempe sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Tempe berasal dari daerah yang sekarang dikenal sebagai Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Dalam naskah kuno yang sama, tercantum juga bahwa tempe tidak hanya menjadi makanan sehari-hari masyarakat saat itu. Namun juga jadi suguhan hajatan.
“Tokohnya ada Amongraga dan Tambangraras, saat mereka menikah suguhannya juga ada tempe,” jelas Murdijati pada Kompas.com.
Di balik sejarahnya sejak ribuan tahun lalu, ternyata dahulu tempe sempat jadi simbol kemiskinan.
Dahulu tempe adalah makanan yang murah dan diperuntukkan untuk masyarakat menengah ke bawah.
Pasalnya, kedelai yang jadi bahan baku tempe merupakan produksi pertanian dan harganya murah.
Namun berkat usaha para ahli meneliti manfaat tempe, pada akhirnya tempe diakui oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia bahkan bangsa lain di dunia.
Kini strata tempe sudah berubah. Kini tempe jadi makanan super dan juga oleh-oleh khas dari beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Baca juga: Filosofi Tempe, Simbol Keharmonisan Rumah Tangga Orang Jawa
Tempe juga lebih dari sekadar makanan bersejarah, karena tempe jadi simbol keharmonisan rumah tangga.
“Di suku Jawa terdapat kiasan yen atine becik, tempene apik jadi tempe itu hanya bisa dibuat oleh orang-orang yang hatinya itu bagus, perilakunya bagus," jelas Murdijati
"Artinya rumah tangganya harmonis dapat memelihara hubungan kekeluargaan rumah tangganya dengan baik,” lanjutnya.
Dahulu, pembuatan tempe dikerjakan bersama-sama antar anggota keluarga. Suami dan istri bekerja sama untuk membuat tempe.
Ada pekerjaan yang memang dikerjakan oleh kaum perempuan, dan ada yang dikerjakan laki-laki.
Menurut Murdijati, hal tersebut menyimbolkan kehidupan harmonis antar gender dalam kehidupan rumah tangga orang Jawa.
Dalam Weekly Briefing Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Menparekraf Sandiaga Uno mengumumkan akan mendaftarkan tempe sebagai warisan kuliner budaya dunia UNESCO.
Ia berharap dengan predikat UNESCO, bisa meningkatkan pengembangan produk olahan tempe sebagai salah satu produk ekonomi kreatif kebanggan bangsa.
Baca juga: Kabar Gembira, Tempe Diajukan Jadi Warisan Budaya UNESCO
Tempe biasanya terbuat dari kacang kedelai. Namun ternyata, itu bukanlah patokan.
Tempe bisa dibuat dari berbagai bahan lainnya yang unik. Driando menjelaskan bahwa tempe bisa dibuat dari berbagai jenis kacang dan biji-bijian.
"Ada 22 kacang termasuk kacang ijo, kacang mete, pete cina, kacang polong, kacang hitam, dan kacang merah," kata Driando.
Bahan lainnya seperti kecambah, gandum, nasi, barli, hingga mi instan juga bisa dijadikan bahan utama pembuatan tempe.
Seperti dikutip berita Kompas.com, tempe mengandung protein, vitamin, dan mineral yang tinggi. Tempe juga rendah sodium dan karbohidrat sehingga bisa jadi sumber makanan sehat.
Misalnya, 84 gram tempe mengandung sekitar 162 kalori, 15 gram protein, 9 gram karbohidrat, dan 9 gram total lemak.
Tempe juga jadi sumber kalsium yang baik. Serat yang terkandung dalam setiap 100 gram tempe juga cukup bagus, yakni sekitar 9 gram kandungan serat.
Baca juga: 5 Tips Bikin Tempe Anti Gagal ala Pakar Ilmu Pangan
Tempe juga kaya akan prebiotik, sejenis serat yang “memberi makan” bakteri yang menguntungkan dalam tubuh.
Tempe terbukti memiliki efek anti peradangan dan dapat meningkatkan kognisi serta mendukung kesehatan pencernaan.
Selain itu, tempe juga bisa membantu menurunkan kadar kolesterol.
Tempe terbuat dari kedelai yang mengandung senyawa alami tumbuhan, isoflavon. Senyawa ini yang kerap dikaitkan dengan penurunan kadar kolesterol dalam tubuh.
Terakhir, tempe juga bisa menurunkan stres oksidatif. Isoflavon dalam kedelai terkenal memiliki sifat antioksidan yang tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.