KOMPAS.com - Lomba menghias telur dan mencari telur bagi anak-anak adalah tradisi Paskah yang sering hadir di gereja Indonesia.
Di luar negeri, Paskah juga identik dengan telur cokelat. Pembuat cokelat artisan biasanya membuat telur cokelat dengan bentuk indah.
Mengapa Paskah identik dengan telur dan cokelat?
Dikutip dari artikel Kompas.com yang tayang Minggu (12/4/2020), banyak budaya kuno memandang telur sebagai simbol kehidupan.
Orang Hindu, Mesir, Persia, dan Fenisia (merujuk daerah Lebanon dan Suriah sekarang) percaya bahwa dunia dimulai dengan telur yang sangat besar.
Baca juga: 15 Makanan Khas Paskah dari Berbagai Negara, Sarat Makna
Orang Persia, Yunani, dan Cina memberikan hadiah telur selama festival musim semi untuk merayakan kehidupan baru di sekitar mereka.
Dalam beberapa tradisi, telur dilarang dikonsumsi selama Prapaskah, sehingga menjadi hidangan lezat ketika Paskah.
Pada 1290, Edward I dari Inggris mencatat pembelian 450 butir telur untuk diwarnai atau ditutupi dengan daun emas. Dia kemudian memberikan telur kepada anggota keluarga kerajaan.
Bermula dari hal tersebut, tradisi memberikan telur dengan hiasan menjadi kebiasaan.
Baca juga: Resep Roti Kepang dari Yunani, Tsoureki yang Muncul Saat Paskah
Versi lain dikutip dari BBC, tradisi menghias te;ur berawal ketika telur dilarang untuk dimakan selama minggu menjelang Paskah oleh pemimpin gereja.
Pekan menjelang Paskah kerap disebut sebagai Pekan Suci.
Oleh karena itu, banyak telur-telur yang dihasilkan pada minggu tersebut disimpan dan didekorasi untuk dijadikan sebagai telur Pekan Suci.
Telur yang sudah dihias kemudian diberikan kepada anak-anak sebagai hadiah.
Masyarakat era Victoria mengadaptasi tradisi tersebut dengan telur-telur kardus yang diselimuti satin. Di dalamnya dipenuhi dengan hadiah Paskah.
Selain itu, juga ada tradisi berburu Telur Paskah. Awalnya kegiatan tersebut tumbuh dari tradisi anak-anak Jerman yang mencari pretzel tersembunyi selama musim Paskah.
Telur cokelat pertama kali muncul di Perancis dan Jerman pada abad ke-19. Namun, mereka memiliki rasa yang pahit dan tekstur keras.
Saat teknik pembuatan cokelat sudah membaik, telur berongga seperti yang ada hari ini juga dikembangkan.
Telur cokelat dengan cepat menjadi populer dan tetap menjadi tradisi yang disukai oleh para pecinta cokelat saat ini.
Baca juga: Sejarah Cokelat di Indonesia, Sudah Ada Sejak Hindia Belanda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.