Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamat Jalan Suhu Makanan Peranakan Tionghoa-Indonesia

Kompas.com - 26/06/2020, 09:09 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Aji "Chen" Bromokusumo, nama tersebut selalu mencuat setiap kali ada topik untuk artikel makanan peranakan Tionghoa-Indonesia.

Sebut saja serba-serbi ronde, kecap, mi, soto, atau pada hari-hari perayaan China layaknya Imlek dan Festival Musim Gugur. Pak Aji saya sebut, selalu jadi narasumber andalan.

Beliau tak lain adalah penulis buku Peranakan Tionghoa dalam Kuliner Nusantara dan aktif tergabung dalam Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia.

Baca juga: Kecap Manis, Gubahan Indonesia Terhadap Resep Tiongkok

Dia masih "gercep" alias membalas dengan cepat segala pertanyaan tentang makanan pernakan Tionghoa-Indonesia.

Padahal posisinya beberapa tahun belakangan kian sibuk setelah menjadi Anggota DPRD Kota Tangerang Selatan Fraksi PSI dan Anggota Komisi IV DPRD Kota Tangerang Selatan.

Pada 2018, Pak Aji pernah menjadi pembicara di program Weekender dari Kompas Travel. Kala itu temanya adalah Kuliner Peranakan x Betawi Lawas.

Dari acara itu saya semakin takjub. Rupanya Pak Aji bukan cuma narasumber yang jadi gudang ilmu. Ia juga pandai memasak.

KompasTravel mengadakan event ?Weekender? bertema ?Kuliner Peranakan X Betawi Lawas? dengan menghadirkan dua narasumber ternama di Kedai Sirih Merah, Jakarta, Sabtu (19/5/2018).KOMPAS.com / SRI ANINDIATI NURSASTRI KompasTravel mengadakan event ?Weekender? bertema ?Kuliner Peranakan X Betawi Lawas? dengan menghadirkan dua narasumber ternama di Kedai Sirih Merah, Jakarta, Sabtu (19/5/2018).

Justru Pak Aji yang menawarkan untuk demo memasak misua udang bagi peserta gelar wicara.

"Buat pengganti makan mi instan, misua lebih sehat, lebih enak juga," kata Pak Aji kala itu.

Saya juga ingat betul betapa menggebu obrolan kami tentang tur kuliner makanan peranakan. Segala ide saya yang terlalu banyak macam disanggupinya.

Baca juga: Mi Instan dan Sejarahnya

"Boleh kalau mau ke Semarang dengan pembaca Kompas.com, saya siap pandu makanan peranakan di sana," kata Pak Aji.

Kebetulan kampung halaman Pak Aji memang di Semarang.

Kami juga membahas soal tur ke pabrik kecap legendaris Indonesia yang proses pembuatannya masih menggunakan tangan langsung.

Namun dua tahun rasanya berlajan dengan cepat, belum sempat kami mewujudkan rencana tersebut Pak Aji pergi terlebih dahulu.

Beliau berpulang untuk selamanya pada Kamis, 25 Juni 2020 sekitar pukul 22.40 WIB.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com