Hasil produksi dari uji coba di lahan seluas satu hektare di Kecamatan Pringgabaya dimanfaatkan untuk benih. Bagi para petani yang berminat membudidayakan bisa memperoleh benih tersebut.
"Pengembangan benih sorgum tersebut belum melibatkan petani. Tapi kami pernah melakukan pengkajian di Desa Ijo Balit, Kabupaten Lombok Timur, yang terintegrasi dengan ternak. Jadi petani bisa memanfaatkan daun dan batang untuk pakan ternak," ujarnya.
Menurut dia, selain bijinya sebagai sumber pangan lokal yang kaya akan nutrisi, sorgum juga memiliki manfaat lain, yakni batangnya mengandung gula dan bioetanol.
Untuk membudidayakannya juga relatif mudah. Petani hanya mengolah lahan sekali dan panen biji sorgum 2-3 kali karena ratun (batang sisa) akan tumbuh kembali setelah panen.
Oleh sebab itu, kata Awaluddin, pihaknya terus mendorong petani untuk mengembangkan sorgum karena pada dasarnya warga NTB sudah mengenal tanaman tersebut sejak lama. Namun, bukan sebagai tanaman utama.
"Petani di Kabupaten Bima sudah menanam sorgum varietas lokal sejak lama dan itu yang sedang kami identifikasi untuk didaftarkan sebagai benih unggul nasional. Ada juga di Kabupaten Lombok Utara, tapi masih sebatas tanaman pagar," katanya.
(Pewarta : Awaludin | Editor : Risbiani Fardaniah)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.