Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bisnis Dessert ala Taiwan di Medan, Rintis dari Open PO sampai Punya 10 Outlet

KOMPAS.com - Bisnis kuliner bisa terus bertumbuh, meskipun dimulai dari bisnis rumahan dan tanpa toko.

Hal ini dibuktikkan oleh Anita Tanotho (28) founder bisnis dessert ala Taiwan di Medan, Zeribowl.

Anita memulai bisnis dessert pada 2014 dari pre order dan membuka gerai pertama pada 2015. Saat ini ia berhasil membuka 10 outlet Zeribowl dengan sistem waralaba.

Ia menceritakan, bisnis kuliner itu awalnya dimulai dari rumahnya.

Sajian awal ia buat secara otodidak, menyesuaikan seleranya. Sebab, saat itu ia juga sangat menyukai dessert Taiwan yang tengah booming di Kota Medan.

Awalnya produk ini ia pasarkan secara online dengan sistem pre order (PO).

"Waktu itu kita antar satu per satu ke rumah pemesan. Sistem itu sekitar delapan bulan kita lakukan," jelas Anita pada TribunMedan.com.

Selama itu, ia mendapat banyak masukan dari pelanggan yang ingin langsung menikmati Zeribowl tanpa harus menunggu PO. Maka, ia akhirnya membuka outlet pertama.

Uniknya, meski awalnya Anita megikuti makanan yang sedang tren tetapi ia bisa mempertahankan bisnis tersebut sampai sekarang.

Ia mengaku tantangan untuk bisa terus membangun dan mempertahankan bisnisnya adalah menyesuaikan selera masyarakat.

Pasalnya, masyarakan mudah bosan dengan kuliner itu-itu saja. Ia berusaha untuk berinovasi dan mengikuti tren kuliner.

"Kita punya tim RnD (Research and Development) untuk melakukan pengembangan menu. Nah saya sendiri masih terlibat dalam proses RnD ini, tapi refrensinya dari tim," katanya.

"Zeribowl memang punya identitasnya sendiri, tapi kita juga selalu memantau tren pasar lalu kita keluarkan produk yang sesuai tren," jelas Anita.

Modal usaha yang minim

Usaha sukses tak melulu bermodal besar. Anita bercerita ia merintis bisnis saat sedang menyusun skripsi kelulusan bersama kekasih yang kini suaminya.

Kala itu, mereka punya banyak waktu luang. Modal usaha bersumber dari uang jajan dan gajinya bekerja part time sebagai pengajar les privat Bahasa Mandarin.

"Saat kuliah juga enggak ada jurusan bisnis. Jadi semua learning by doing. Kita cuma hobi untuk membuat sesuatu tapi secara manajemen kita belum terlalu jago. Saat itu jadi banyak lika-likunya lah," katanya.

Anita berbagi tips, menurutnya jika punya ide, langsung saja dieksekusi. Jangan menunggu agar rencana tersebut sempurna karena dalam prosesnya akan selalu ada perbaikan.

"Jalani saja dulu. Karena kalau enggak mulai mulai, juga enggak tahu hasilnya gimana. Jangan terlalu tunggu sempurna baru mulai. Kalau sudah dijalani baru tahu, oh kurangnya saya di sini, perlu improve di sini," katanya.

"Karena enggak ada yang sempurna, jadi dicoba saja, dijalankan saja. Jangan terlalu takut," tegasnya.

Anita dan suami belajar membangun bisnis dengan struktur yang benar dan memasarkan secara kemitraan.

Ia sendiri mengaku bisnis pertamanya dibangun ketika berani mengambil kesempatan dan dijalankan seperti mengalir begitu saja.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Bangun Bisnis Kuliner dari Nol, Dipasarkan Online Sistem PO, Kini Anita Tanotho Punya 10 Outlet,

https://medan.tribunnews.com/2020/10/18/bangun-bisnis-kuliner-dari-nol-dipasarkan-online-sistem-po-kini-anita-tanotho-punya-10-outlet?page=all. 

Penulis: Septrina Ayu Simanjorang
Editor: Juang Naibaho

https://www.kompas.com/food/read/2021/03/07/220200675/bisnis-dessert-ala-taiwan-di-medan-rintis-dari-open-po-sampai-punya-10

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke