Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Restoran Sederhana Benhil, Penurunan Omzet dan Persiapan untuk Kondisi Terburuk

Hal itu diumumkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam konferensi pers yang disiarkan lewat Facebook Pemerintah Provinsi DKI, Rabu (9/9/2020).

Pemprov DKI Jakarta menarik rem darurat dan memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara ketat seperti yang sempat dilakukan pada awal pandemi.

Salah satu restoran dan warung makan yang mengalami dampak paling signifikan dari kebijakan ini adalah yang berlokasi di area sekitar perkantoran.

Hal itu disampaikan oleh Suryadi, pemimpin Restoran Sederhana cabang Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat, ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (10/9/2020).

“Saya dengar itu dari Pak Anies perkantoran enggak boleh beroperasi, harus dari rumah. Jadi karena posisi kami di sini bisa dikatakan 75-80 persen konsumen kami itu orang kantor, ya sudah apa boleh buat,” kata Suryadi.

Selain aturan baru soal restoran dan warung makan yang tak boleh melayani makan di rumah, Anies juga mengumumkan perkantoran di area Jakarta untuk memberlakukan kerja dari rumah sepenuhnya mulai Senin (14/9/2020).

“Ini kalau saya boleh katakan, (kawasan) Bendungan Hilir, Sudirman, Hotel Indonesia, Juanda, itu sangat terasa pengaruhnya. Karena pusat kantor di sana semua,” sambung dia.

Suryadi menyebutkan hal berbeda mungkin terjadi pada restoran yang berada di kawasan perumahan warga.

Menurut dia, restoran yang berada di kawasan tersebut akan tetap memiliki pelanggan yang memesan dari rumah masing-masing.

Sementara Restoran Sederhana Benhil mengandalkan pelanggan yang merupakan pegawai kantor sekitar.  

Penurunan omzet yang signifikan

Kondisi seperti ini sangat memengaruhi omzet sehari-hari yang didapatkan restoran.

Menurut Suryadi, mereka hanya bisa mendapatkan omzet 20 persen jika dibandingkan dengan omzet sebelum pandemi Covid-19.

Hal itu tetap terjadi bahkan setelah PSBB sempat dilonggarkan sejak awal Juni 2020.

Pasalnya, karyawan kantoran di sekitar Restoran Sederhana Benhil belum semuanya bekerja dari kantor.

Kalaupun ada yang bekerja dari kantor, mereka tak semuanya memesan makanan dari luar. Kebanyakan membawa makanan dari rumah dengan pertimbangan lebih bersih dan aman.

“Tidak pengaruh (selama PSBB transisi), dia kan (karyawan) ada masuk, tapi setengah-setengah di kantor.”

Strategi operasional

Setelah kebijakan PSBB yang kembali ketat pada Senin (14/9/2020), Suryadi mengaku akan bersiap sebaik mungkin walaupun keadaan mungkin akan semakin parah.

Selain hanya bisa mengandalkan bungkus bawa pulang, ia juga bergantung pada pembelian melalui jasa pesan antar menggunakan ojek online.

Namun, itu pun ia akui tak sebanyak restoran lain yang lokasinya lebih dekat ke perumahan warga.

“Iya yang membantu kita itu GoFood dan GrabFood selama ini. Dari sana paling sehari masuk Rp 1 juta. Tapi warung lain di Tanjung Duren misalnya, banyak dia bisa Rp 5 juta kali ya,” terang Suryadi.

Namun yang pasti, ia belum berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada para karyawan. Sebab, lebih dari setengahnya hanya bergantung pada pekerjaan mereka di restoran.

Ia akan terus melakukan sistem kerja sif untuk karyawan Sederhana Benhil yang berjumlah sekitar 40 orang untuk mengurangi jumlah karyawan yang masuk kerja setiap harinya.

Sistem kerja seperti ini sempat dilakukan Suryadi selama masa PSBB awal di Jakarta, ketika restoran belum boleh melakukan dine in.

Sebelumnya, restoran dan warung makan memang tidak diperbolehkan melayani dine in pada masa PSBB awal pandemi.

Pemprov kemudian memperbolehkan kembali operasional dine in di restoran dan warung makan pada awal Juni 2020.

https://www.kompas.com/food/read/2020/09/10/180301475/restoran-sederhana-benhil-penurunan-omzet-dan-persiapan-untuk-kondisi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke