Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Laut Sedunia, Belajar Jenis Ikan Laut dan Memasak dari Vlog Susi Pudjiastuti

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan Indonesia, Susi Pudjiastuti kini aktif membuat video dengan tajuk #SusiVlog.

Video-video Susi ditayangkan di Youtube dengan nama saluran Susi Pudjiastuti.

Dalam salah satu episode yakni #SusiVlog - Memasak Ikan Layur untuk Sahur diunggah pada 17 Mei 2020, Susi menunjukkan hasil laut Pangandaran.

"Wow, pagi ini anak-anak saya suruh ke Pasar Ikan Pangandaran dan ternyata dapatnya, lihat nih," kata Susi di pembukaan video.

Ia yang tampak santai menjelaskan hasil belanja orang rumahnya.

Kata "Wow" yang Susi sebutkan tampaknya merujuk pada hasil belanja ikan yang terbilang banyak dan berukuan jumbo.

Sampai-sampai netizen Gema Pertiwi berkomentar, "Bu Susi rumahnya udah kayak restoran seafood, makan ikan seger banget,"

Susi mulai menjelaskan seekor ikan kerapu berukuran 11 kilogram. Ia mencoba mengangkat ikan itu, tetapi tampak kesulitan.

Kemudian ia menunjukkan ikan kakap merah segar dengan ukuran jumbo. Ada juga ikan jenaha yang disebut Susi sejenis kakap.

"Ini ada ikan layur yang waktu itu loncat ke perahu kita waktu kita berenang naik perahu," jelas Susi.

Ada pula ikan sebelah yang sering dianggap remeh orang Indonesia. 

"Ikan sebelah namanya sole fish. Orang Eropa senang banget makan ini, mahal di restoran. Kalau orang Indonesia dianggapnya ikan murah," jelas Susi.

Susi mengatakan ikan sebelah di Indonesia dijadikan gereh atau ikan asin kecil-kecil.

Ada juga ikan laut yang disebutkan Susi paling mahal yaitu bawal putih. Satu kilogram bawal putih ukuran 3-5 ons harganya mencapai Rp 500.000.

Ukuran kakap putih lima ons ke atas, disebutkan Susi harga per satu kilogram mencapai Rp 800.000 - Rp 1 juta.

Namun di masa pandemi corona ini, harga perkilorgram ikan bawal putih turun sampai setengah harga menjadi Rp 250.000 per kilogram. 

"Ada juga ikan enak, jenis-jenis trevally. Ini ikan luar biasa enaknya dimasak pindang saat kita bilangnya," jelas Susi sambil memberi tahu teknik masak.

Kemudian masih ada kepiting rajungan dan gombar atau rajungan merah.

"Hari ini pendapat nelayan lumayan. Semua ini mancing bukan dapat jaring. Mancing itu modalnya tidak banyak," jelas Susi.

Ia mengatakan orang yang hidup di pinggir pantai dapat memenuhi konsumsi sehari-hari hanya dengan memancing.

Selanjutnya ia mempraktikkan cara memasak ikan layur, yang banyak dianggap ikan murahan.

Susi bercerita pada zaman krisis '98, harga ikan layur hanya Rp 700.

"Enggak laku, saya memulai ekspor ke Jepang. Akhirnya ikan layur fillet, jadi terkenal di Jepang," katanya.

Ia mengatakan harga ikan layur jadi naik drastis dari yang Rp 700 jadi Rp 11.000 pada era krisis '98.

"Sering kali saya ditegur sama-ibu-ibu di pasar 'Gara-gara Bu Susi kita enggak bisa makan layur lagi'. Tetapi dibanding daging sapi dan ayam masih lebih murah ikan layur sekarang," cerita Susi.

Susi lantas memasak ikan layur untuk jadi sajian sahur. Sang cucu, Malika juga membantu

Lewat videonya Susi rutin berbagi resep makanan yang kebanyakan ikan dan kisah tentang laut.

Sampai-sampai netizen Verawati Dewi mengatakan, "Ibu memang putri laut. I miss you bu,"

Tak lupa Susi menutup video dengan slogan khas darinya.

"Tidak makan ikan saya tenggelamkan!" pesan Susi.

https://www.kompas.com/food/read/2020/06/08/151100675/hari-laut-sedunia-belajar-jenis-ikan-laut-dan-memasak-dari-vlog-susi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke