Hasil tersebut berdasarkan analisis data yang relevan dari 13.422 responden dengan pengalaman magang di 27 negara anggota Uni Eropa (UE).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa magang meningkatkan kemungkinan mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan peluang kerja yang lebih baik dalam hal kesesuaian pekerjaan. Durasi magang memainkan peran penting.
Dalam studi kasus eksplorasi, Mihail (2006) menemukan bahwa masa magang selama 4–6 bulan diperlukan agar pekerja magang dapat menjadi produktif di perusahaan dan jangka waktu yang berkisar antara 6 hingga 12 bulan akan menguntungkan, baik bagi pekerja magang maupun perusahaan.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penempatan jangka panjang meningkatkan kemungkinan mendapatkan pekerjaan dalam waktu enam bulan setelah kelulusan dan secara umum, berkontribusi pada integrasi generasi muda ke dalam pasar tenaga kerja (O'Higgins dan Pinedo Caro, 2021).
Namun, hubungan antara durasi magang dan persepsi kelayakan kerja seorang pekerja magang sangatlah kompleks.
Dari perspektif sumber daya manusia, semakin lama durasi magang, semakin tinggi pula sumber daya manusia yang akan dikembangkan, karena magang yang lebih lama akan mendukung akumulasi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman kerja.
Akibatnya, pemagang mungkin menganggap bahwa semakin pendek masa magang, semakin sulit mengembangkan keterampilan yang terkait dengan pekerjaan tersebut. Dengan demikian menganggap magang yang lebih lama akan lebih bermanfaat.
Perusahaan mungkin akan lebih bersedia memberikan dukungan, pelatihan, dan sumber daya waktu kepada pekerja magang jika perusahaan yakin bahwa pekerja magang tersebut akan bertahan di perusahaan cukup lama sehingga investasinya “terbayar”.
Karena melatih pekerja magang adalah tugas yang memakan waktu, penyelia mungkin merasa bahwa biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada manfaat yang diperoleh jika magang sangat singkat, dan keterlibatan mereka juga lebih rendah.
Magang lebih efektif untuk meningkatkan kelayakan kerja jika perusahaan menggunakan praktik motivasi yang dirancang khusus untuk pekerja magang.
Praktik ini termasuk menugaskan seorang tutor yang memandu peserta magang, memberikan sejumlah kompensasi finansial (walaupun besarnya di bawah standar untuk pengaturan kerja reguler) dan menawarkan kondisi kerja yang serupa dengan karyawan tetap dalam hal jam kerja, beban kerja, kesehatan dan kompensasi.
Seorang tutor dapat memberikan dukungan kepada peserta magang dan umpan balik. Umpan balik dari tutor memberikan pemahaman kepada peserta magang, pedoman utama untuk berhasil menyelesaikan pekerjaan, yang mendukung kejelasan tujuan tugas, pembelajaran dan motivasi bagi pekerja magang.
Kompensasi magang mendapat perhatian yang terbatas dalam literatur sebelumnya dan hubungan antara kompensasi dengan hasil terkait magang masih belum jelas.
Penelitian terbaru melaporkan bahwa magang yang tidak dibayar menyebabkan setengah pengangguran dan hasil pengembangan karier yang kurang menguntungkan (Hunt dan Scott, 2020; O’Higgins dan Pinedo Caro, 2021).
Pemagang yang tidak dibayar mungkin mengalami ketidakadilan dan kepuasan yang lebih rendah dibandingkan pekerja magang yang dibayar.