Ngainul, Lulus S3 di UGM pada Usia 31 Tahun dengan IPK 4,00

"Kebetulan saya jadi mahasiswa di sana dan terjalinnya hubungan baik yang sudah sangat lama antar kedua institusi, maka MoU dan Agreement dicoba untuk dijalankan," jelas dia.

Dalam menjalankan kuliah di dua kampus yang berbeda, Ngainul mengaku sempat mengalami kesulitan saat perkuliahan di awal.

Namun berkat bimbingan dari dua mentornya, diia pun bisa menyelesaikan pendidikan S3 dengan tepat waktu.

"Berkat supervisi Prof. Franck Lavigne dan Dr. Danang Sri Hadmoko, riset saya cepat selesai. Selain dukungan akademis, para supervisor juga memberikan dukungan finansial riset karena penelitian dilakukan di Lombok," papar dia.

Disamping itu, Ngainul juga mengaku memperoleh dukungan dari keluarga kecilnya, meski istri dan anaknya tidak bisa mendampingi dirinya selama studi di Prancis.

"Saya berkeluarga sejak 2017. Anak pertama lahir 2019, sebulan sebelum saya berangkat ke Prancis. Keluarga saya tidak ikut saya selama studi, kecuali saat ujian pendadaran saja mereka hadir ke Perancis," tutup Ngainul.