Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Kuliah dan Magang Hotel di Jerman, Kini Mark Sukses Jadi Developer di Indonesia

Kompas.com - 08/10/2023, 21:42 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pemuda dari Indonesia ini punya cerita menarik yang bisa dijadikan inspirasi anak muda di tanah air.

Dia adalah Mark Victor Yanson. Sebelum sukses menjadi Property Developer perumahan di Indonesia, dia dulunya tidak punya apa-apa.

Meski demikian, pengalaman berharga dia mulai ketika kuliah di salah satu negara dengan standar pendidikan terbaik di dunia yakni negara Jerman.

"Saya tidak memiliki keluarga dan teman satu pun di Jerman, bahkan saat berangkat belum cakap dalam berbahasa Jerman," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (8/10/2023).

Baca juga: 9 Skill yang Harus Dimiliki Mahasiswa, Nomor 2 Wajib!

"Baru saya sadari, ketika di Jerman, untuk bisa mendapatkan kuliah yang gratis, kita harus kuliah dalam Bahasa Jerman, sehingga saya harus college satu tahun di kota kecil Bernama Kothen," imbuh dia.

Di Jerman penuh perjuangan

Dulu, Mark memulai perjalanan pendidikannya dari kota yang terkenal sebagai kota mati.

Yakni jauh dari perkotaan dan dikelilingi oleh orang yang belum terbuka terhadap pendatang, sehingga banyak kasus kekerasan bahkan pembunuhan terhadap orang asing.

Setelah lulus dari College di kota Kothen, Anhalt, Jerman Timur, Mark meneruskan pendidikannya di HTW Berlin, Jurusan Facility Management.

Ternyata, dia memang menyukai rumah, gedung, dan perhotelan serta bagaimana mengelola sebuah bangunan dan kawasan dari segi keamanan, kenyamanan, efisiensi bahkan SDM.

"Saya bercita-cita membawa sistem dan standar manajemen Jerman ke Indonesia, sehingga meningkatkan kualitas bangunan dan standar hidup masyarakat Indonesia," terangnya.

Ketika kuliah di Jerman, dia harus mendapat kabar tidak baik dari ayahnya mengalami serangan stroke yang ketiga. Sehingga Mark berkomitmen untuk tidak meminta lagi uang bulanan dari orangtuanya.

Untuk itu, di tengah perjalanan ketika kondisi ayahnya semakin memburuk, dia memutuskan sejak semester 2 sudah bekerja magang di sebuah hotel di Berlin.

"Saya tidak lagi meminta uang bulanan dari orangtua saya bahkan sampai lulus kuliah. Di Jerman sangat terbuka untuk pelajar bisa bekerja saat liburan maupun sebagai intern, namun dibutuhkan tekad dan manajemen waktu yang baik untuk bisa berhasil dalam studi dan pekerjaan," kenang dia.

Baca juga: Mahasiswa UM Surabaya Ini Raih Medali Perak di Asian Games 2022

Sedangkan ketika wabah Covid-19 menghantam dunia, Mark sedang mengerjakan skripsi dan intern di perusahaan Startup Smarthome System di Jerman.

Namun, lagi-lagi kondisi ayah Mark semakin memburuk, sampai serangan stroke yang ke empat dan akhirnya ayah Mark meninggal.

Meski demikian, Mark tidak menyerah dan justru berjuang sampai akhirnya ia memperoleh beasiswa dari DAAD Stipendium.

"Itu masa tersulit buat saya untuk tetap tinggal di Jerman ketika masa Covid-19, padahal papi saya dipanggil oleh Tuhan dan saya tidak bisa pulang. Tapi saya jadikan itu motivasi untuk bekerja lebih keras, dan saya mengajukan beasiswa ke DAAD Stipendium dan akhirnya mereka menerima beasiswa saya," terang dia.

Bermodalkan tabungan di Jerman untuk bangun perusahaan

Ketika pulang ke Indonesia, Mark mengajak teman SMA yakni Rangga Rakaspati sebagai co-founder perusahaan PT. Yanson Properti Sejahtera.

Ternyata, dia hanya dengan bermodalkan tabungan yang dia dapat ketika masa kuliah di Jerman. Dia juga sudah berniat untuk membuat perusahaan kecil.

Hingga akhirnya mereka berdua dipertemukan dengan pemilik lahan yang tidak bisa mengelola lahannya.

Baca juga: 6 Cara Mencegah Dehidrasi bagi Pelajar/Mahasiswa

"Saya melihat ini sebagai kesempatan emas, banyak orang Indonesia membeli tanah ketika memiliki uang untuk memperbanyak aset mereka. Namun mereka tidak bisa mengelola tanah tersebut bertahun-tahun dan terlalu besar untuk dijual sebagai rumah tinggal," ungkapnya.

"Saya datang untuk mengelola aset tersebut sehingga bisa ter likuidasi dan bahkan memperoleh keuntungan yang lebih besar," tutur Mark.

Tak hanya itu saja, mereka juga dapat kesempatan emas saat ada lahan dengan luas 7,8 hektar dengan total hampir 500 unit dikelola untuk perumahan tetapi belum maksimal.

Pengelola perumahan itu bernama Woodville Residence, Sidoarjo, hingga kemudian pemilik lahan mempercayakannya kepada PT. Yanson Properti Sejahtera milik Mark.

"Saya selalu menyukai tantangan, seperti halnya ke Jerman, saya tidak memiliki kepastian apa pun bagaimana bisa lulus di sana tapi saya jalani dengan fokus sampai berhasil. Begitu pula dalam tantangan pengolahan proyek ini, saya yakin ketika saya fokus, saya bisa berhasil," tegas Mark.

Hingga pada akhirnya dia sukses dengan perusahaannya. Sebab, dia dan timnya mampu mengerjakan proyek dengan baik sampai pada serah terima kepada klien, yakni rumah yang legal.

Tentunya dari kisah Mark ini bisa menjadi inspirasi bagi anak muda di Indonesia. Dia menekankan pentingnya tekad, komitmen dan fokus dalam menghadapi apa pun tantangan untuk meraih impian.

Baca juga: Ini Pesawat Berbahan Komposit Serat Rami Inovasi Mahasiswa UNY

"Mimpilah setinggi langit. Kejarlah pendidikan yang terbaik, dan jangan lupa pulang untuk membangun Indonesia. Kita semua wajib memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar dalam apa pun yang kita kerjakan," pesan mark.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com