Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abraham Wahyu Nugroho
Pegawai Negeri Sipil

Pemerhati Kebijakan Publik

Beasiswa dari Institusi: Upaya Inklusi Pendidikan Tinggi sampai Pelosok Negeri

Kompas.com - 04/10/2023, 17:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Berdasarkan pengamatan, penerima beasiswa memiliki kebanggaan apabila mendapat beasiswa yang berasal dari institusi yang memiliki reputasi.

Terkadang, mencantumkan pada CV saat mulai memasuki dunia kerja bisa menjadi diferensiasi bagi mereka.

Untuk menjaga tata kelola penerima beasiswa beberapa hal wajib dipenuhi, seperti di antaranya kelembagaan kampus yang memiliki legalitas atau berizin, kecukupan kriteria serta persyaratan mahasiswa calon penerima beasiswa, sampai penilaian atas sarana prasarana penunjang kegiatan belajar dan mengajar.

Institusi pendonor penting untuk bekerjasama dan berkoordinasi dengan kampus ataupun sekolah yang disasar.

Kerja sama tersebut di antaranya dalam bentuk seleksi bersama, koordinasi data kelolaan, penyampaian laporan, sampai dengan dukungan keterlibatan penerima beasiswa pada kegiatan-kegiatan institusi.

Tujuan kerja sama ini selain mendapatkan mahasiswa penerima yang sesuai dan terbaik, namun juga turut merawat keberlanjutan beasiswa institusi agar tetap berjalan secara baik.

Mengelola beasiswa institusi yang menyasar mahasiswa di penjuru Nusantara memang tidak mudah.

Tidak hanya dari sisi pengelolaan dananya, namun juga butuh sumber daya yang memadai untuk menjaga hal tersebut tetap merata kebermanfaatannya namun juga akuntabel.

Sebagai ilustrasi, dapat dibayangkan di BI pada 2023 ini saja terdapat jumlah kelolaan sebanyak 11.545 penerima beasiswa yang tersebar di 196 perguruan tinggi, baik berstatus negeri maupun swasta, sarjana maupun vokasi (diploma dan politeknik).

Adapun untuk level SMK telah dikelola sebanyak 27 SMK dengan penerima beasiswa sebanyak 540 siswa. Apabila diakumulasi sejak inisiasi beasiswa ini didirikan, yakni 2011 lalu, total telah ada sekitar 35.000 penerima beasiswa BI.

Sebagai sebuah proses, pendonoran beasiswa oleh instansi diharapkan terus selalu melakukan evaluasi menyeluruh.

Baik dari sisi finansial dan nonfinansial yang diperoleh penerima, mekanisme penyaluran, skema kerja sama dengan kampus atau sekolah, sampai dengan pengelolaan secara internal di institusi tersebut.

Dipandang perlu untuk senantiasa melakukan komunikasi dan koordinasi lintas institusi pendonor beasiswa, mulai dari otoritas sampai kementerian dan lembaga yang memiliki concern yang sama.

Hal ini berguna untuk menghindari tumpang tindih bantuan, komunikasi berbagi pengalaman penting, dan bahkan saling mengisi apabila terdapat ruang perbaikan dalam pengelolaan beasiswa.

Tidak lupa, pengelolaan pascbeasiswa, atau alumni beasiswa, selayaknya turut diperhatikan oleh institusi pendonor.

Dengan jumlah akumulatif alumni beasiswa yang mencapai ribuan, atau mungkin jutaan, merupakan potensi jejaring yang seharusnya dapat dikelola sebaik mungkin oleh institusi.

Ikatan emosional di antara kedua belah pihak, yakni institusi pendonor dan penerima, dapat berlanjut ke tahap berikutnya seperti penjaringan pegawai baru bertalenta atau berbakat melalui campus hiring.

Tidak menutup kemungkinan, beberapa dari penerima beasiswa tersebut nantinya kelak akan menjadi tokoh-tokoh yang berpengaruh atau bahkan menjadi pengambil keputusan utama di negeri ini, tanpa melunturkan ikatan emosional yang telah terjalin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com