Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Ini Persiapan Publikasi Jurnal Internasional

Kompas.com - 27/09/2023, 14:59 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Unair

KOMPAS.com - Bagi seorang dosen atau peneliti tentu harus melakukan publikasi jurnal internasional. Maka dari itu, peneliti harus paham persiapan publikasi jurnal agar bisa terbit. Apa saja yang harus dipersiapkan?

Terkait hal itu, Lembaga Inovasi, Pengembangan Jurnal, Penerbitan dan Hak Kekayaan Intelektual (LIPJPHKI) Universitas Airlangga (Unair) menggelar Webinar Series 3, Selasa (26/9/2023).

Adapun narasumber webinar Dr. Josephine Gunawan menjelaskan bahwa persiapan publikasi itu penting, pemilihan jurnal yang tepat juga tidak kalah penting dari persiapannya.

Baca juga: 4 Tips Memulai Usaha bagi Mahasiswa

"Jika tidak melakukan persiapan kita hanya akan membuang waktu dan tenaga di awal yang nantinya akan tertolak. Oleh karena itu, persiapan dan pemilihan jurnal publikasi menjadi sangat penting," ujarnya, dilansir dari laman Unair.

Persiapan dalam pengiriman naskah

Dijelaskan bahwa ada sejumlah pertimbangan agar bisa memperbesar peluang lolos seleksi.

Selain mempertimbangkan faktor pengaruh atau impact factor, ada juga biaya, kesesuaian topik, akses, audiens, reputasi, hingga pertimbangan pada tingkat penolakan.

Tak hanya itu saja, perhatikan pula biaya publikasi karena biasanya ada biaya tambahan lainnya.

"Sesuaikan dengan scope atau topiknya, penting juga untuk mengetahui aksesibilitas jurnal apakah internasional, regional, atau nasional," jelas dia.

Baca juga: Simak Tips Bisa Tembus Artikel Jurnal Internasional Bereputasi

Hal penting lainnya ialh mempertimbangkan siapa yang menjadi tujuan audiens dari jurnal tersebut, reputasi jurnal, dan juga rejection rates dari jurnal itu.

Ia juga mengatakan bahwa setiap peneliti harus memastikan jika persiapan-persiapan itu telah terlaksana sebagai upaya awal untuk melakukan publikasi.

Sebab, setiap jurnal memiliki gayanya masing-masing dan tentunya setiap peneliti harus bisa menyesuaikan dengan gaya tersebut.

Penyesuaian jurnalnya

Tentu, harapan utama para peneliti ialah bisa memublikasikan penelitiannya di jurnal-jurnal bereputasi tinggi.

Meski begitu, Josephine tidak lupa mengingatkan jika jurnal dengan reputasi tinggi memiliki risiko penolakan yang tinggi pula.

"Di Jurnal Nature kemungkinan tertolaknya 78 persen dan di PNAS 50 persen. Persentase penolakan itu bahkan terjadi sebelum proses review lebih lanjut," kata dia.

Dengan begitu, pemilihan jurnal haruslah tepat dan mempertimbangkan tingkat penolakannya.

Ia juga sangat mewanti-wanti untuk lebih selektif dalam memilih jurnal sehingga tidak termakan janji-janji jurnal predator.

Baca juga: Mahasiswa Unnes Inovasi Bioaditif Campuran Bensin Rendah Polusi

Sebab selain biayanya mahal, jurnal predator juga sering menjanjikan publikasi yang cepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com