Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerek Layanan Kanker di Indonesia, UGM Buka Prodi Spesialis Keperawatan Onkologi

Kompas.com - 11/08/2023, 15:26 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Universitas Indonesia (UI) bersama mitra Roche Indonesia meresmikan kesepakatan untuk membuka program studi (Prodi) Spesialias Keperawatan Onkologi di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Pembukaan Prodi Spesialias Keperawatan Onkologi merupakan salah satu capaian penting dari kemitraan yang mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam mempercepat ketersediaan tenaga spesialis keperawatan onkologi.

Baca juga: Ada Toilet Gender Netral di Salah Satu Sekolah Internasional, Kemendikbud Buka Suara

Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes, drg. Arianti Anaya mengatakan, ketersediaan tenaga perawatan spesiasilis mahir, khususnya onkologi sangat penting dalam mendukung tercapainya pelayanan kanker yang merata di Indonesia.

Asal tahu saja, pemerintah lewat Kemenkes telah menetapkan kanker menjadi salah satu prioritas dalam transformasi kesehatan di Indonesia. Pemerintah terus berupaya memaksimalkan ketersediaan layanan kanker di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

"Kami harap dengan adanya kerja sama ini dan didukung oleh pelatihan serta pendidikan yang mumpuni, maka tenaga keperawatan khususnya spesialis onkologi bisa bermitra secara setara dengan tenaga kesehatan lainnya, khususnya dokter dalam berikan layanan yang baik bagi pasien kanker di Indonesia," ucap dia di Jakarta, Jumat (11/8/2023).

Access, Communications & Health System Value Strategy Director Roche Indonesia, Lucia Erniawati menyatakan, Roche menggagas kemitraan ini sebagai wujud komitmen perusahaan untuk penanganan kanker yang lebih baik di Indonesia.

Bukan saja melalui inovasi pengobatan dan diagnostik, tetapi juga melalui keterlibatan dalam upaya bersama untuk memajukan sistem kesehatan di Indonesia.

"Kami yakin pembukaan program studi spesialis keperawatan onkologi ini akan berdampak signifikan bagi para pasien di berbagai wilayah di Indonesia," ungkap dia.

Berdasarkan data WHO (2018), rasio tenaga perawat di Indonesia hanya 2,4 per 1.000 penduduk. Jumlah ini masih jauh di bawah rata-rata global (3,7 per 1.000 penduduk) dan di bawah standar minimum WHO (4 per 1.000 penduduk)

Rasio ini belum optimal untuk meningkatkan pelayanan kanker. Ditambah lagi, kondisi perawat di Indonesia saat ini juga masih mengandalkan on the job training dalam melakukan pekerjaannya, dan frekuensi pemindahan unit kerja dari unit onkologi relatif tinggi.

Baca juga: Jokowi Minta PPDB Sistem Zonasi Dihapus, Kemendikbud Buka Suara

Hal ini berimbas pada terbatasnya masa pengalaman perawat di unit onkologi, tingginya tingkat kelelahan perawat, yang pada akhirnya berkontribusi pada rendahnya kualitas perawatan pasien dan hasil yang kurang optimal dalam perawatan kanker.

Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan UI, Agus Setiawan menegaskan, percepatan penyediaan tenaga perawat spesialis onkologi sebagai mitra strategis dokter sangatlah penting.

Program studi perawat spesialis onkologi di UI merupakan yang pertama dan untuk saat ini, masih satu-satunya di Indonesia.

"Kehadiran program studi spesialis keperawatan onkologi di FKKMK UGM akan dapat mencetak lebih banyak tenaga spesialis perawat onkologi yang berkualitas," tutur dia.

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FKKMK UGM, dr. Ahmad Hamim Sadewa menyambut baik kerja sama ini.

Dia mengatakan, kehadiran Prodi Spesialis Keperawatan Onkologi menjadi sebuah langkah penting, baik untuk keilmuan maupun dalam menjawab kebutuhan aktual tenaga kesehatan di Indonesia.

Baca juga: Mau Masuk SMA Taruna Nusantara? Cek Syarat Nilai Rapor dan Skor IQ

"Kami di UGM berkomitmen untuk berkontribusi sekaligus menjadi bagian dari solusi dalam mendukung penanganan kanker yang lebih baik di Indonesia," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com