Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Gizi Unair: Ini Dampak Kelebihan dan Kekurangan Makan Daging

Kompas.com - 27/06/2023, 17:27 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Bagi sebagian masyarakat, daging masih menjadi primadona tersendiri apabila berbicara tentang konsumsi protein.

Namun sayangnya, di tengah masyararakat Indonesia, kadar konsumsi daging belum merata.

Baca juga: Kuliah Bersusah Payah, tetapi Mahasiswa UB Ini Lulus dengan IPK 3,94

Terdapat sebagaian masyarakat yang tergolong berlebih dalam mengonsumsi tetapi sebagaian besar yang lain cenderung kekurangan.

Dosen Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Universitas Airlangga (Unair), Lailatul Muniroh menuturkan, terdapat efek samping dan dampak ketika seseorang kelebihan atau kekurangan dalam mengonsumsi daging.

Dia menjelaskan, apabila makan daging berlebih, maka akan menyebabkan kelebihan kalori.

Jenis daging yang tinggi lemak, akan mengandung kalori yang relatif tinggi.

Jika konsumsinya secara berlebihan tanpa memperhatikan asupan kalori secara keseluruhan dapat menyebabkan kelebihan kalori dan berkontribusi pada peningkatan berat badan.

“Kelebihan konsumsi daging yang tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan risiko pengembangan penyakit metabolik. Seperti diabetes tipe dua dan resistensi insulin," ungkap dia mengutip laman Unair, Selasa (27/6/2023).

Selain itu, beberapa jenis daging, terutama yang tinggi lemak jenuh dan kolesterol, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Konsumsi berlebihan lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah dan menyebabkan penumpukan plak di arteri yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

“Mengonsumsi terlalu banyak daging dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko masalah pencernaan seperti sembelit dan peningkatan risiko kanker usus," jelas dia.

Baca juga: 10 Prodi Undip Paling Diminati Jalur UTBK SNBT 2023

Namun disisi lain, kekurangan dalam mengonsumsi daging juga memiliki dampak tersendiri, salah satunya risiko anemia.

Menurut dia, kekurangan asupan zat besi dari sumber hewani seperti daging dapat meningkatkan risiko anemia defisiensi zat besi.

Padahal, daging merupakan sumber zat besi heme yang dapat mencegah anemia defisiensi besi.

Tidak hanya itu, daging merupakan sumber protein hewani yang kaya akan asam amino esensial, zat besi, zinc, vitamin B12, dan zat gizi penting lainnya.

Kekurangan konsumsi daging juga dapat menyebabkan defisiensi vitamin B12. Padahal vitamin B12 yang secara signifikan terdapat dalam daging, penting untuk fungsi normal sistem saraf dan pembentukan sel darah merah.

Baca juga: Psikolog Unair: Ini Tips Awal Tangani Korban Kekerasan Seksual

"Kekurangan daging dalam diet dapat menyebabkan kekurangan protein dan zat gizi ini, yang dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan yang tidak optimal serta meningkatkan risiko defisiensi gizi," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com