Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASEAN Higher Education Conference 2023, Akses Masif Pendidikan Tinggi Jadi Isu Penting

Kompas.com - 12/06/2023, 11:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - ASEAN Higher Education Conference (AHEC) menggelar Webinar Series #1 dari 10 seri dengan tema "Fostering Digital-Driven Research and Innovation" pada 7 Juni 2023 sebagai upaya mewujudkan visi inklusivitas pendidikan tinggi melalui transformasi digital.

AHEC 2023 juga bertujuan menjelajahi potensi teknologi digital dalam meningkatkan riset dan inovasi di bidang pendidikan tinggi. Webinar pertama dari 10 rangkaian webinar ini diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran.

Prof. Ojat Darojat, Rektor Universitas Terbuka (UT) mendapat kehormatan menjadi salah satu pembicara kunci mengangkat tajuk “Ensuring Equal Opportunity of Digital Ecosystem to Universities in Indonesia.”

Pembicara kunci lain antara lain; Prof. Rina Indiastuti (Rektor Universitas Padjajaran, Indonesia), Kyi Shwin (Rector of Yangon University of Foreign Languages, Myanmar), Hazri bin Haji Kifle (Vice Chancellor of Universiti Brunei Darussalam), dan Charamporn Jotikasthira (Executive Director of Bangkok Bank Public Company Ltd, Thailand).

Prof. Ojat menegaskan, transformasi digital telah dianggap sebagai solusi penting dan strategis di Indonesia. Saat ini, pembelajaran yang ditingkatkan oleh teknologi, khususnya pembelajaran daring, menjadi agenda penting bagi semua perguruan tinggi di Indonesia.

Prof. Ojat menjelaskan penyediaan akses pendidikan tinggi untuk seluruh masyarakat Indonesia masih menjadi permasalahan serius bagi pemerintah Indonesia. Indonesia memiliki jumlah penduduk sangat besar sekitar 280 juta dan tersebar sejauh 5000 kilometer dari timur ke barat, menyebar di 17.000 pulau di antara 360 suku.

Mandat Akses Pendidikan Tinggi yang Inklusi

Baca juga: Wapres Sebut Baru 6 Persen Warga Indonesia Mengenyam Pendidikan Tinggi

"Untuk itu UT mendapat mandat dari pemerintah dalam menjawab permasalahan penyediaan akses pendidikan yang bersifat massif. UT yang didirikan pada tahun 1984, sebagai satu-satunya universitas pembelajaran jarak jauh di Indonesia," ungkap Rektor UT.

UT menggunakan model pembelajaran terbuka dan jarak jauh (Open and Distance Learning) untuk pendidikan tinggi.

 

"Untuk memastikan pelayanan yang maksimal, UT memiliki 39 kantor regional (UT Daerah) di seluruh Indonesia, serta ada perpanjanan tangan dari UT Daerah berupa Sentra Layanan UT (Salut) sebagai fasilitas layanan UT yang berada di kota/kabupaten kluster," jelasnya.

UT juga menggunakan sistem pemantauan terintegrasi untuk memastikan semua layanan berjalan dengan baik.

"UT telah mengembangkan ruang baca virtual, UT TV, UT Radio, dan Massive Open Online Courses (MOOCs). UT telah mengembangkan sistem ujian online yang dilengkapi dengan aplikasi pengawasan daring, untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang memiliki kapasitas untuk mengikuti ujian dari rumah atau kantor mereka," tambahnya.

Selain itu, Rektor UT menyampaikan, pihaknya juga melayani mahasiswa di sekitar 50 negara, terutama pekerja migran terkini di luar negeri, dengan mayoritas di Arab Saudi, Jepang, Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Brunei, Yerusalem, dan Korea Selatan.

Baca juga: MBKM dan Situasi Pendidikan Tinggi di Indonesia

 

"Dengan menerapkan pendidikan jarak jauh, UT telah memberikan kesempatan yang setara bagi pendidikan tinggi kepada masyarakat dengan meningkatkan jumlah mahasiswa dari waktu ke waktu," pungkas Prof. Ojat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com