Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Tuntaskan 3 Dosa Besar Pendidikan, Pemprov Riau Dapat Penghargaan dari Kemendikbudristek

Kompas.com - 09/06/2023, 18:40 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

“Strategi ini dipilih mengingat besarnya penggunaan medsos sebagai kanal penyampaian dan penyebaran informasi. Melalui kanal medsos akan terus mendorong pemahaman publik tentang pencegahan tiga dosa besar dalam pendidikan dengan konten-konten yang kreatif dan mudah diterima oleh generasi muda,” imbuhnya.

Sementara itu, dalam upaya pencegahan perundungan, Pemprov Riau membuat serta menyebarkan video dan konten-konten anti perundungan bekerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Dalam upaya penghapusan kekerasan seksual, Kamsol mengatakan, Pemprov Riau mempublikasikan pencegahan kekerasan seksual di kanal YouTube resmi.

Selain itu, kata dia, Pemprov Riau juga melakukan sosialisasi Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan Tinggi (Permen PPKS).

Baca juga: Epigenetik Konsep Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Jantung Masa Depan

“Salah satu fokus utama dari sosialisasi Permen PPKS adalah pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di seluruh perguruan tinggi di Indonesia,” ucap Kamsol.

Data per November 2022, lanjut dia, menunjukkan telah terbentuk Satgas di 92 perguruan tinggi negeri dan swasta yang akan membantu pemimpin perguruan tinggi melakukan program-program dan inisiatif-inisiatif pencegahan dan penanganan kekerasan.

Praktik baik Pencegahan Tiga Dosa Besar Pendidikan di Riau

Pada kesempatan yang sama, Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Kandis, Kabupaten Siak, Yeni Irdayati, mengatakan bahwa sekolahnya telah melaksanakan praktik baik penguatan pendidikan karakter dalam kegiatan sehari-hari siswa.

Menurutnya, proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), budaya, dan pembiasaan di sekolah.

“Program karakter di sekolah kami diberi nama Pemanis Cendekia, yaitu Pelajar Sekolah Menengah Atas (SMAN) 5 Kandis Cerdas, Energik, Kritis, Inovatif, dan Agamis,” jelas Yeni.

Baca juga: Survei Populi Center: Prabowo Dinilai Paling Tegas, Ganjar Toleran, Anies Agamis

Selain itu, lanjut dia, ada juga beberapa program penguatan karakter yang sudah kami laksanakan seperti Roots Anti Perundungan.

“Pada intinya, kami berusaha menanamkan nilai-nilai karakter di setiap kegiatan sekolah untuk mencegah tiga dosa besar pendidikan,” tutur Yeni.

Sementara itu, Pembina Komunitas Tuli Lancang Kuning, Santi Setyaningrum, memandang penting pemahaman toleransi dan keberagaman yang mampu meningkatkan kepercayaan diri para penyandang disabilitas.

“Dengan adanya penguatan karakter terkait pemahaman toleransi dan keberagaman, masyarakat non-tuli, penyandang disabilitas, dan teman tuli saling berbaur tanpa memandang keterbatasannya,” ucapnya.

Baca juga: Sediakan Kuota 428 bagi Calon Mahasiswa Disabilitas, Unand Akui Sepi Peminat

Selain tentang toleransi, lanjut Santi, Komunitas Tuli Lancang Kuning Riau juga telah melakukan praktik baik penguatan karakter mengenai perilaku jujur, mandiri, kreatif, keberagaman, dan inklusivitas.

“Harapannya, masyarakat juga dapat memahami tentang keberagaman sehingga terbangun ekosistem yang ramah terhadap penyandang disabilitas,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com