Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2023, 10:52 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Kegelisahan bahwa feminisme akhir-akhir ini menjadi pelayan korporasi membawa kita kembali menapaki perjalanan sejarah feminisme, krisis ekonomi yang kerap terjadi pada abad ini.

Teori kritis Mazhab Frankfurt dan bagaimana kapitalisme yang dikelola negara justru menjadi legitimasi bagi kapitalisme neoliberal.

Seakan melakukan napak tilas Indonesia, saya tak bosan-bosan membaca bab 6 yang membahas Relevansi Nancy Fraser Bagi Indonesia.

Penguasaan pengetahuan sejarah yang dimiliki Amin jelas memudahkannya merekonstruksi sejarah Indonesia dalam menguraikan dinamika kapitalisme di Indonesia yang membentuk corak masyarakat yang terbangun di atas tatanan sosial, termasuk gender yang timpang, sehingga secara teoritis analisis Fraser menjadi relevan.

Namun, diksi yang digunakan Amin dalam buku ini belum terlihat sederhana dan dapat dimaklumi bahwa buku ini merupakan disertasinya di STF Diryarkara, sehingga untuk orang-orang non akademisi seperti saya mungkin perlu membaca buku ini setidaknya lebih dari sekali.

Baca juga: Ingin Cari Buku Cerita Anak? BBW 2023 Hadirkan Jutaan Buku dan Promo

 

Padahal buku seperti ini wajib dibaca untuk para pengambil kebijakan, akademisi, konsultan, komunikator publik, pemuka agama hingga pekerja kreatif sehingga kebijakan ekonomi selalu beriringan dengan kepentingan sosial, semoga.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com