Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Diingatkan Jangan Beli Tiket Coldplay lewat Pinjol

Kompas.com - 17/05/2023, 18:18 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar band legendaris Coldplay bakal konser di Indonesia sudah dinanti banyak mahasiswa.

Bahkan sudah banyak mahasiswa 'war' atau berebut tiket online band yang bakal manggung di bulan November 2023 itu.

Meski demikian, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Sugiarto Kasmuri mengingatkan para mahasiswa jangan beli tiket konser Coldplay pakai dana pinjaman online atau pinjol.

Seharusnya mahasiswa yang bisa dikategorikan dalam Gen Z bisa merencanakan keuangan dengan lebih baik.

Baca juga: 9 Pekerjaan Freelance buat Mahasiswa, Gaji Bisa di Atas Rp 7 Juta

Salah satunya membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

"Kebutuhan itu tidak datang tiba-tiba. Kalau keinginan kita datang tiba-tiba dan jika dipenuhi dapat menganggu keamanan dan kenyamanan hidup masa depan," ungkap dia saat memberikan materi pada Seminar Pendidikan Literasi Manajemen Keuangan yang diadakan oleh FISIP Universitas Brawijaya (UB) yang bekerjasama dengan Bank CIMB Niaga Region Malang, Rabu (17/5/2023).

Pinjol bisa membuat mahasiswa tercekik apabila pinjolnya adalah ilegal.

"Salah satunya jangan war tiket Coldplay pakai pinjol illegal. Mahasiswa jika akan berinvestasi sesuati pastikan legal dan logis," sambungnya.

Dia juga membeberkan ciri-ciri investasi illegal yang harus diwaspadai mahasiswa.

Banyak mahasiswa mencoba investasi demi memenuhi kebutuhan atau gaya hidup.

Ciri investasi ilegal, kadang menjanjikan bonus dari perekrutan anggota baru, memanfaatkan tokoh masyarakat atau influencer, dan menjanjikan keuntungan yang tidak wajar dalam waktu cepat.

"Investasi illegal juga mengklaim tanpa resiko dan legalitasnya juga tidak jelas," tegasnya.

Baca juga: Pakar UGM Beri Tips Kelola Keuangan Saat Resesi pada 2023

Karena itulah, pihak OJK tidak bosan untuk selalu mengkampanyekan pentingnya literasi keuangan bagi generasi muda.

"Sebab yang harus diingat daya beli kita bisa menurun. Dulu beli Burger tahun 1997 harganya Rp 4.600 tapi 2020 harganya sudah Rp 38.000. Kedua tentu karena hidup kita tidak selalu diatas," imbau Sugiarto.

Dia juga mengungkapkan Gen Z punya peran kuat dalam ketahanan finansial.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com